Harapan Generasi Muda untuk Inovasi Digital Masa Depan

 |   vishnum

Jakarta, 15 Mei 2017 – Di era digital ini, inovasi baru terus berkembang dan bermunculan untuk menguasai cara manusia untuk hidup, bekerja dan bermain. Berdasarkan hasil survei Microsoft Asia Digital Future kepada 1.400 remaja usia 18-24 tahun di kawasan Asia Pasifik, teknologi yang paling menarik yang diharapkan memiliki dampak terbesar pada kehidupan masa depan mereka adalah Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan), virtual / mixed / augmented reality (VR / MR / AR), dan Internet of Things (IoT). Survei ini dilaksanakan untuk memahami bagaimana para remaja memproyeksikan masa depan digital serta bagaimana mereka memetakan tantangan untuk beradaptasi dengan masa depan digital tersebut.

Artificial Intelligence (AI) digolongkan sebagai teknologi teratas yang diharapkan remaja memiliki dampak terbesar pada kehidupan mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, pertemuan kekuasaan perangkat, layanan komputasi awan dan data telah memungkinkan AI dapat menjadi bagian terpadu dari masa depan digital.

AI melibatkan penciptaan mesin cerdas atau layanan yang bekerja dan bereaksi seperti manusia – sebuah fitur yang sekarang semakin banyak ditemukan di hampir semua hal, mulai dari layanan terjemahan, asisten virtual, hingga permainan video. Dengan memanfaatkan potensi AI untuk melaksanakan tugas seperti analisis data, pengenalan suara, dan pemecahan masalah, setiap remaja dapat diberdayakan untuk meraih lebih banyak hal.

Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa terdapat tiga ekspektasi terhadap Artificial Intelligence yang diharapkan oleh para remaja dapat memberikan peningkatan besar untuk kehidupan:

  1. Mobil yang terhubung atau tanpa sopir (39%)
  2. Robot perangkat lunak yang meningkatkan produktivitas (36%)
  3. Robot sebagai teman sosial (19%)

Teknologi peringkat kedua yang diminati oleh remaja adalah Virtual/Mixed/Augmented Reality.

Augmented Reality adalah teknologi untuk menciptakan atau menempatkan dunia maya di dalam dunia nyata, sementara Virtual Reality adalah teknologi untuk menciptakan nuansa dunia nyata di dalam dunia maya. Mixed Reality adalah teknologi yang dapat menggabungkan kedua elemen tersebut, di mana pengguna dapat menjelajahi dunia nyata yang berinteraksi dengan obyek virtual dan gagasan kehidupan nyata seperti ‘kedalaman’.

Teknologi peringkat ketiga yang diminati kaum muda adalah Internet of Things (IoT).

IoT mengacu pada jaringan obyek fisik yang terus berkembang yang terhubung ke Internet dan komunikasi yang terjadi di antara benda-benda dan perangkat dan sistem lainnya. Ini mencakup segala hal mulai dari sensor jalanan, peralatan rumah tangga, kendaraan yang dapat dipakai, dan kendaraan.

Keseluruhan hasil survei Microsoft Asia Digital Future menunjukkan bahwa remaja sangat menantikan Artificial Intelligence dan teknologi lain untuk membantu kehidupan mereka untuk mencapai tiga hal berikut, diantaranya:

  1. Meningkatkan produktivitas
  2. Memfasilitasi cara mereka berkomunikasi dengan orang
  3. Memperbaiki kesehatan fisik dan mental

Anthonius Henricus, Developer Experience and Evangelism Director, Microsoft Indonesia menuturkan, “Sangat menarik untuk melihat bagaimana generasi muda sangat menantikan manfaat yang bisa diperoleh inovasi masa depan. Artificial Intelligence, dikombinasikan dengan Virtual/Mixed/Augmented Reality, dan Internet of Things memberikan peluang transformasi digital yang luar biasa bagi negara dan organisasi untuk mengukir masa depan baru yang bermanfaat bagi kita semua.”

Meski demikian, terdapat tantangan yang dihadapi oleh para remaja dimana menurut survei Microsoft Asia Digital Future, 3 dari 10 remaja di Indonesia ternyata merasa Indonesia belum siap beradaptasi dengan tantangan digital. Untuk mengatasi hal ini, terdapat beberapa prioritas utama yang perlu dikedepankan, yaitu 44% responden ingin memastikan sekolah-sekolah dapat mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang tepat dalam memanfaatkan inovasi digital sepenuhnya. 33% responden ingin adanya peningkatan infrastruktur nasional, dan 14% responden ingin adanya lapangan kerja dan industri baru.

Generasi muda pun memiliki kekhawatirannya sendiri terhadap perkembangan dunia yang semakin digital ini. Kekhawatiran itu meliputi hubungan menjadi terlalu impersonal (39%), potensi kehilangan pekerjaan (24%), dan dampaknya terhadap keamanan dan privasi (17%). Karena itu dibutuhkan keterlibatan banyak pihak untuk siap beradaptasi dengan tantangan digital ini.  Hasil survey sendiri mengemukakan bahwa tiga pihak yang diharapkan bisa menjadi penggerak utama adalah sektor publik atau pemerintah (45%), kemitraan publik-swasta (37%), dan start-up di bidang teknologi (10%).

“Microsoft berkomitmen untuk menjadi katalis dalam mendorong terobosan-terobosan baru yang dapat memberikan dampak positif di seluruh dunia. Untuk itu, Microsoft bekerja sama dengan lebih dari 640.000 mitra organisasi serta berkolaborasi dengan peneliti, akademisi, dan lembaga di setiap daerah dari seluruh dunia untuk mendorong kreativitas dan jiwa kewirausahaan generasi muda melalui program seperti YouthSpark, Hour of Code, BizSpark, dan Imagine Cup,” tambah Antonius.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai survey Microsoft Asia Digital Future, jangan lewatkan video Talkshow Microsoft Digital Future: Ngeteh: Inovasi Digital yang Mengubah Masa Depan yang dipandu oleh Mouldie Satria, Founder of Sobat Hape bersama Anthonius Henricus, Developer Experience and Evangelism Director, Microsoft Indonesia dan Ayu Pratiwi, Artist and Social Media Influencer melalui kanal: Sobat Hape dan melalui video yang terbagi dalam 3 episode yaitu Episode 1, Episode 2 dan Episode 3.

YouTube Video