Mempersonalisasi Pendidikan dengan Teknologi

 |   vishnum

Pembelajaran yang dipersonalisasi memberikan banyak sekali manfaat, namun penerapannya masih terbatas karena kurangnya guru. Teknologi dapat membantu mengatasi tantangan ini.

Meskipun pembelajaran yang dipersonalisasi baru diakui secara resmi pada tahun 1970, namun penggunaannya sudah lama jauh sebelum itu. Konsepnya didasarkan pada gagasan yang telah ada selama hampir satu abad penuh, dengan Winnetka Plan and Dalton Plan yang memperkenalkan strategi pembelajaran yang disesuaikan untuk para pelajar individu.

Meskipun memiliki sejarah yang panjang dan banyak sekali manfaat, penerapan pembelajaran yang dipersonalisasi di kelas secara langsung masih relatif belum lama. Ironisnya, hambatan utamanya adalah tingkat penyesuaian yang diterapkan ke dalam proses pembelajaran—sehingga sulit untuk diukur tanpa memerlukan banyak sumber daya, khususnya guru. Di beberapa negara di wilayah Asia Pasifik di mana guru langka, personalisasi adalah tantangan yang lebih besar lagi.

Sekolah dan lembaga pendidikan sudah menggunakan teknologi untuk mengatasi masalah ini dengan mengurangi beban kerja administratif guru, sehingga guru dapat memusatkan waktu dan upaya pengajaran mereka. Selain membantu dalam penanganan dokumen, teknologi juga dapat membantu menyampaikan berbagai elemen pembelajaran yang dipersonalisasi. Mari bahas lebih jauh bagaimana:

1)   Meningkatkan pemahaman dengan mendorong partisipasi aktif dan pemikiran strategis

Pembelajaran dengan aktivitas menciptakan atau melakukan akan mendorong pembelajaran aktif dan pemikiran strategis, yang nantinya akan membantu mengembangkan kemampuan pemikiran kreatif, kemandirian, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan komputasi siswa. Dengan mendorong pembelajaran aktif, pendidik dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan pemahaman mereka serta penggunaan konsep dan gagasan yang kompleks.

Misalnya, Minecraft memungkinkan visualisasi dan eksplorasi konsep abstrak, yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan lebih baik. Di kampus University of Southampton di Malaysia, Dr. Jo-han Ng berhasil menggunakan teknologi Minecraft dan Virtual Reality (VR)  untuk menunjukkan kepada siswa hubungan antara atom dan molekul,  yang akan membantu pemahaman mereka tentang konsep kimia.

2)   Mendorong kolaborasi untuk membantu memproses informasi baru dan mengembangkan pengetahuan sebelumnya

Siswa yang bekerja sama dalam mengerjakan proyek dapat meningkatkan pembelajaran, karena memungkinkan mereka menyampaikan gagasan mereka sendiri, mengevaluasi berbagai sudut pandang, dan bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan. Hal ini juga akan membantu siswa memproses informasi lebih dengan lebih menyeluruh dan memperkuat pengetahuan mereka saat ini.

Aplikasi dan layanan teknologi seperti Microsoft Teams dan OneNote dapat membantu memfasilitasi kolaborasi di dalam dan di luar kelas. Jarrod Aberhart, profesor ekonomi di Nelson College, Selandia Baru, mengajar mata kuliah yang mengharuskan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menjalankan bisnis kecil. Sejak memperkenalkan OneNote di kelasnya, menurut Aberhart siswanya mengalami kemajuan secara terus-menerus bahkan di luar kelas—yang membantu meningkatkan kerja kelompok, meningkatkan waktu belajar dan meningkatkan keterlibatan aktif.

Aberhart berdiskusi dengan siswanya tentang kerja kelompok mereka

3)    Menciptakan relevansi dalam pembelajaran untuk transfer dan retensi pengetahuan yang  lebih baik

Pembelajaran lebih efektif bila dilakukan melalui aktivitas yang bermanfaat dan relevan secara budaya. Hal ini akan membantu siswa menjembatani kesenjangan antara apa yang mereka lakukan di sekolah dan di kehidupan nyata, memfasilitasi transfer pengetahuan.

Head of Educational Technology di Stamford American School, Singapura, Craig Kemp, secara rutin menggunakan Mystery Skype, permainan yang menghubungkan dua kelas belajar di seluruh dunia, untuk membantu siswanya mempelajari lebih jauh tentang geografi dan budaya. Siswa dari kedua kelas berinteraksi satu sama lain dan mengajukan pertanyaan untuk menebak lokasi mereka. Menurut Kemp, permainan ini tidak hanya membuat siswanya terus aktif dan terlibat, tetapi juga meningkatkan pemahaman tentang budaya mereka sendiri dan orang lain.

4)  Mempertimbangkan perkembangan dan perbedaan individu

Untuk terus menggunakan gagasan dan konsep, siswa harus dapat mempraktikkannya—dan dengan kecepatan mereka sendiri. Ruang kelas tradisional sering kali tidak dapat memenuhi tingkat personalisasi yang diperlukan dalam aspek ini, dan dalam hal inilah teknologi dapat digunakan.

Dengan pembelajaran daring, siswa dapat belajar 24/7, memungkinkan mereka untuk belajar dan mempraktikannya secepat atau sepelan yang mereka butuhkan. Aplikasi juga dapat membantu peserta didik meningkatkan waktu paraktik di luar kelas dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Misalnya, selain memungkinkan pengguna mempraktikkan frasa bahasa Mandarin yang berguna dalam berbagai situasi, aplikasi Learn Chinese juga dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk mengobrol dengan pengguna dan memberikan umpan balik mengenai kemajuan melalui kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence).

5)   Menetapkan sasaran untuk mendorong refleksi dan pengaturan diri bagi peserta didik yang termotivasi

Siswa yang termotivasi lebih mungkin berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran, dan mempraktikkan dengan tekun di luar kelas. Dengan memiliki peran dalam sasaran pembelajaran mereka sendiri akan sering kali membantu meningkatkan motivasi siswa—dan sangat baik dilengkapi dengan kesempatan untuk mengatur dan merefleksikan diri sendiri, sehingga siswa dapat memantau sasaran mereka sendiri dan menyesuaikannya dengan tepat, tanpa merasa terbebani.

Sistem manajemen pembelajaran (LMS, Learning management systems) dapat memberdayakan siswa dengan lebih banyak kendali terhadap pengalaman belajar mereka sendiri. Di Asia Pacific University, Malaysia, siswanya menggunakan aplikasi LP+365 untuk mengakses tugas, materi kurikulum dan kalender harian mereka, sehingga mereka memiliki gambaran yang jelas tentang kemajuan dan perjalanan pembelajaran mereka sendiri.

Mempersonalisasi pembelajaran dengan mitra teknologi yang tepat

Teknologi dapat dimanfaatkan menjadi alat yang efektif sehingga guru dapat lebih fokus dalam menyampaikan strategi yang lebih dipersonalisasi bagi siswa mereka. Microsoft Education terus mencari cara untuk membantu sekolah dan pendidik dalam memberdayakan siswa mereka agar dapat menggapai lebih banyak prestasi. Ketahui bagaimana kami dapat membantu Anda menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif yang mendorong pembelajaran yang dipersonalisasi.

Untuk informasi selengkapnya, kunjungi Microsoft Education atau Microsoft Educator Community Portal.