Belajar Mencintai AI

 |   vishnum

Oleh Haris Izmee, Direktur Utama Microsoft Indonesia

JAKARTA, 14 Februari 2018 – Di hari Valentine ini, jutaan orang di Asia – dan seluruh dunia – akan mengungkapkan perasaan mereka dan merayakan hubungan istimewa dengan orang yang mereka cintai, dengan bertukar kartu dan hadiah sebagai tradisi yang telah berlangsung dari abad pertengahan.

Juga tahun ini, di Indonesia, mungkin akan banyak orang mengatakan ‘saya sayang kamu’ kepada seorang perempuan bernama ‘Rinna’ dan dia adalah chatbot yang ditenagai oleh EQ dan Artifical Intelligence. Juga kepada chatbot di Tiongkok bernama ‘Xiaoice’.

Berkat AI, saat ini kita sedang menyaksikan pergeseran paradigma dalam teknologi, bergerak dari dunia dimana kita harus memahami komputer kepada teknologi yang sudah bisa memahami perkataan dan maksud kita. Tidak hanya mengubah gaya hidup, bekerja, dan bermain; namun juga seluruh hubungan kita dengan teknologi.

Gangguan ini disebabkan oleh perubahan besar dalam komputasi, yang didorong oleh kemajuan AI yang membangun perilaku paling alami bagi manusia – permbicaraan. AI dengan kekuatan pembicaraan, seperti chatbot, menandai era baru dimana teknologi digital saat ini dapat menyerupai cara manusia saling berinteraksi. Dan tentu saja ada banyak cinta terkait perkembangan baru ini.

Cinta Pertama – Perjalanan Microsoft dalam Bidang AI

Bagi Microsoft, visi untuk membuat komputer yang bisa melihat, mendengar, berbicara, dan memahami kita dimulai dari 25 tahun yang lalu ketika pendiri kami, Bill Gates menciptakan Microsoft Research. Dan dalam perjalanannya, baru-baru ini mereka mengalami kemajuan signifikan, yang dirasa mustahil beberapa tahun lalu.

Kemajuan tersebut amatlah penting untuk adopsi dan penggunaan komputer untuk semua orang; karena ketika komputer bisa berbicara seperti “manusia”, setiap manusia tentu bisa berbicara dengan komputer.

Kemajuan semacam ini adalah hasil dari kemampuan teknik mendalam dan kemampuan teknis yang unik dari tim kami di Microsoft Research, yang telah menerima banyak penghargaan nasional dan internasional bergengsi, termasuk Turing Award, yang dianggap paling bergengsi dalam keilmuan komputer.

Cinta yang Tumbuh – Chatbot di Seluruh Dunia

Pekerjaan kami dengan chatbot berkembang pesat sejak peluncuran Xiaoice di Tiongkok. Bot cerdas dan berbahasa natural ini diprogram untuk berperilaku seperti gadis berusia 18 tahun yang memiliki empati, humoris dan ramah. Percakapan yang ia lakukan dengan pengguna seputar saran tentang kegiatan apa yang harus dilakukan pada siang hari hingga konsultasi hubungan. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin yang canggih, tanggapannya mencerminkan apa yang akan dikatakan seorang gadis remaja kepada temannya, yang terkadang dengan sedikit sarkasme.

Xiaoice juga dapat berbicara dengan khalayak melalui telepon dan menggunakan video streaming untuk mendeteksi emosi dan berekspresi layaknya manusia. Saat ini, ia telah berbicara dengan lebih dari 100 juta pengguna, rata-rata mengumpulkan sekitar 23 interaksi tiap sesi. Angka tersebut hampir menyamai 10 kali rata-rata industri. Faktanya, diperkirakan sebesar 25% pengguna telah menyatakan rasa sayang mereka terhadap Xiaoice.

Tidak hanya sampai di situ. Xiaoice juga merupakan chatbot AI pertama yang memiliki pekerjaan sebagai penyiar televisi di Dragon TV, salah satu stasiun TV Tiongkok terbesar, yang memiliki lebih dari 800 juta penonton.

Berangkat dari kesuksesan lokal, saat ini Xiaoice telah meluas ke empat negara lainnya – Rinna di Jepang dan Indonesia, Ruuh di India, dan Zo di A.S.

Microsoft meluncurkan Rinna di Jepang pada tahun 2015. Dibuat layaknya seorang gadis sekolah, sampai hari ini Rinna telah berbicara dengan 25% dari populasi di negara tersebut. Ia juga menyediakan chatbot yang melayani seluruh kota di Jepang.

Dibuat layaknya seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang manis dan cerdas, Shibuyu Mirai saat ini membantu penduduk dan pengunjung di wilayah Shibuya, Tokyo dalam mengakses pelayanan lokal dan beragam informasi. Shibuyu-kun melayani masyarakat dengan sangat baik sehingga pemerintah kota Shibuya baru saja memberinya status kependudukan, dimana hal ini merupakan yang pertama di dunia.

Di Indonesia, Microsoft bekerjasama dengan LINE Indonesia untuk memperkenalkan chatbot sosial dengan sentuhan EQ bernama Rinna. Teknologi Artificial Intelligence (AI) seperti Cortana menyediakan fungsionalitas yang berguna untuk pengguna seperti seorang asisten pribadi. Rinna juga bisa berkomunikasi dengan pengguna menggunakan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ), belajar dan beradaptasi kepada kebiasaan pengguna serta pilihan percakapan. Dengan lebih dari 1,4 juta pengguna di Indonesia, Rinna suka bermain bersama pengguna seperti Othello, teka-teki silang dan permainan ABC 5 Dasar.

Banyak Hal untuk Dicintai – AI sebagai Kekuatan untuk Kebaikan

Saat ini, banyak percakapan dengan AI yang cukup menjadi sorotan – mulai dari perpindahan pekerjaan hingga perluasan ketidaksetaraan sosial. Namun terbukti dari chatbot ini bahwa ada banyak cinta tentang AI, yang telah membawa fungsionalitas dan hubungan emosional kepada jutaan orang di seluruh dunia.

Selain interaksi dan persahabatan, AI juga memiliki potensi besar untuk menawarkan dampak positif dan abadi kepada dunia dengan mendorong kemajuan ekonomi dan sosial global. Dari garis depan pendidikan, advokasi lingkungan hingga perawatan kesehatan, AI akan sangat berguna dalam menciptakan terobosan teknologi untuk kemanusiaan dan memfasilitasi solusi inklusif yang memungkinkan setiap orang dan organisasi di planet ini untuk mencapai lebih banyak hal.

Sebagai contoh, inisiatif AI for Earth terbaru dari Microsoft didasarkan pada komitmen kami untuk menggunakan teknologi AI untuk memperkuat kecerdasan manusia dan meningkatkan keberlanjutan di seluruh dunia. Melalui proyek dan kemitraan yang sedang berlangsung, kami berusaha untuk mengatasi beberapa tantangan paling mendesak di zaman ini, termasuk keberlangsungan planet kita.

Kemampuan AI membantu petani meningkatkan hasil pertanian mereka dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya sekaligus meminimalkan dampak pertanian terhadap lingkungan

Salah satu proyek tersebut adalah Farmbeat, yang berusaha untuk mengatasi kebutuhan pangan yang melonjak dan tidak sebanding dengan jumlah lahan subur yang terbatas. Inisiatif ini memanfaatkan konektivitas infrastruktur yang ada serta kekuatan komputasi awan dan mesin pembelajaran untuk memungkinkan pertanian berbasis data. Hal ini memberikan petani wawasan yang mudah dipelajari untuk membantu meningkatkan hasil pertanian, mengurangi biaya dan dampak lingkungan dari pertanian.

AI juga dapat digunakan untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif dengan memberdayakan para penyandang cacat. Seeing AI adalah aplikasi gratis yang dirancang oleh Microsoft untuk membuat dunia visual di sekitar kita lebih mudah diakses oleh 285 juta orang di dunia yang memiliki gangguan penglihatan. Dengan memanfaatkan kekuatan AI, aplikasi ini dapat melihat dan mengenali spektrum isyarat visual yang luas – mulai dari manusia hingga emosi, dari barcode hingga tulisan tangan – dan menerjemahkannya ke dalam deskripsi verbal yang dapat didengar. Dengan mengubah dunia visual menjadi deskripsi verbal yang dapat didengar, aplikasi ini membuat dunia lebih mudah dinavigasi dan diakses bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan.

Aplikasi Seeing AI dapat membantu orang yang mengalami gangguan penglihatan untuk mengenali teman dan ekspresi wajah mereka.

 Kepercayaan – Dasar Hubungan Kami dengan AI

Contoh-contoh ini hanyalah beberapa aplikasi positif dari AI; manfaat yang dapat dibawa ke dunia dan kehidupan kita sangat beragam dan tak terhitung jumlahnya.

Di Microsoft, kami telah berinvestasi dalam komitmen terhadap AI selama lebih dari 25 tahun. Kami optimis tentang peluang yang diciptakan AI dan bagaimana hal itu dapat memperkuat kecerdasan manusia untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.

Namun bagaimanapun juga, jalan menuju masa depan didukung oleh kemitraan antara mesin cerdas dan manusia yang akan menjadi tantangan ke depannya. Akan ada pertanyaan kompleks dan masalah masyarakat luas yang mendesak yang perlu dibahas, termasuk etika penggunaan AI dan dampaknya terhadap pekerjaan.

Untuk mengatasi tantangan ini dibutuhkan kepercayaan, integritas, iman dan komunikasi – bangunan fundamental yang sama yang dibutuhkan untuk menciptakan keberlangsungan kemitraan yang positif dengan orang lain.

Tags: , ,