500 Pemuda Siap Untuk Mengubah Makassar Menjadi “Smart City”

Pembukaan Microsoft CityApp Appathon

Makassar, 1 Oktober 2014 – Pada tanggal 1-2 Oktober 2014, 500 pemuda dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan universitas di kota Makassar berkumpul di Universitas Hasanuddin untuk bersama-sama mengembangkan aplikasi berbasis web dan mobile untuk mengatasi tantangan perkotaan terbesar di Makassar. Pemuda-pemudi berpartisipasi dalam CityApp Appathon, yang diselenggarakan oleh Microsoft dan CITYNET. Kegiatan ini merupakan sebuah kompetisi pengembangan aplikasi untuk menciptakan teknologi inovatif yang memenuhi kebutuhan sosial ekonomi warga kota Makassar.

The Appathon merupakan bagian dari komitmen bersama yang telah disepakati oleh Walikota Makassar, Ir. H. Moh. Ramdhan Pomanto, dan Microsoft APAC sejak Mei 2014 untuk memposisikan Makassar sebagai salah satu ‘smart city’ di Indonesia. Kemitraan strategis ini ditujukan untuk menciptakan keterlibatan warga yang lebih baik, meningkatkan efisiensi pemerintah dan mengembangkan ekosistem perangkat lunak lokal dengan memanfaatkan kekuatan komputasi awan.

“Saya senang melihat antusiasme yang tinggi di kalangan mahasiswa yang ingin berkontribusi dan memperbaiki kota mereka dengan mengembangkan aplikasi, untuk mengatasi tantangan perkotaan. Ini adalah langkah pertama kami dalam perjalanan transformasi untuk menjadi kota dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan memiliki interkonektivitas yang baik di Indonesia, “kata Ir. H. Moh. Ramdhan Pomanto, Walikota Makassar.

Stefan Sjöström, Wakil Presiden Divisi Sektor Publik Asia, Microsoft, mengatakan, “Appathon adalah batu loncatan dari komitmen jangka panjang kami untuk kota Makassar. Ini adalah gambaran nyata dari pendekatan Microsoft yang berfokus pada masyarakat dalam setiap kerjasama kami dengan pemerintah kota. Aplikasi adalah kekuatan pendorong hari ini yang menghubungkan jutaan orang dengan data dan layanan. Di Microsoft, kami percaya bahwa di beberapa tahun mendatang, aplikasi berperan untuk mendorong perubahan di semua lapisan masyarakat.”

“Sangat senang rasanya melihat pemerintah Makassar tidak hanya membahas mengenai infrastruktur dalam wacana inovasi kota, tetapi juga bagaimana agar dapat menemukan sumber daya terpenting – yaitu potensi warganya sendiri. Ini merupakan ciri kepemimpinan yang baik,” tambah Sjöström.

“Melalui Appathon, Microsoft juga mendukung transfer pengetahuan teknologi informasi (IT) dan teknologi melalui program Train-the-Trainer yang diselenggarakan untuk guru-guru SMA dan Dosen Universitas dari tanggal 1 sampai 4 September, 2014. Dengan melibatkan para pelatih, kami berharap mereka dapat menyebarkan pengetahuan IT untuk keuntungan para pemuda-pemudi Indonesia,” kata Ruben Hattari, Direktur Corporate Affairs, Microsoft Indonesia.

Melalui program Train-the-Trainer ini, lembaga-lembaga seperti Universitas Hasanuddin, Universitas Muhammadiyah Makassar, Politeknik Negeri Ujung Padang, dan SMA Negeri 2 Makassar juga ditunjang dengan Office 365 yang memungkinkan lebih banyak orang untuk mengakses dan memanfaatkan software yang dapat mengurangi kesenjangan dalam mengakses dunia digital di Makassar.

“Sebagai salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan akreditasi “A” di Indonesia, kami dengan bangga menjadi tuan rumah pertama Appathon di Indonesia. Hal ini sejalan dengan amanat Universitas Hasanuddin untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada kegiatan Appathon 2014, Universitas Hasanuddin mendampingi generasi muda di Kota Makassar dalam hal penggunaan dan penguasaan teknologi, dan tentunya memberikan kontribusi positif bagi pengembangan Kota Makassar,” kata Prof. Dr. Budu, Ph.D., Sp.M(K), M.MedEd, Wakil Rektor IV, Universitas Hasanuddin.

Selain bekerja sama dengan Microsoft, kota Makassar juga bekerja sama dengan CITYNET, jaringan otoritas lokal di tingkat regional yang berfokus pada pengelolaan pemukiman warga.

“Selama lebih dari 25 tahun, CityNet telah membantu pemerintah daerah di kawasan Asia-Pasifik untuk membangun kota yang lebih nyaman bagi warganya. Kami merasa terhormat dapat menyelenggarakan Appathon bersama dengan Pemerintah Kota Makassar dan Microsoft untuk mengembangkan Makassar sebagai kota cerdas. Konsep kota cerdas merujuk pada manajemen sumber daya yang cerdas dan efisien serta melibatkan peran masyarakat dalam pembangunan tata kota, dan CityApp Makassar menerapkan konsep ini” ujar Youngmin Chang, Direktur Program, CITYNET.

Para peserta Appathon mengembangkan aplikasi yang akan membantu mengatasi tantangan dalam kategori berikut: pengangguran, jasa keamanan sosial, kesehatan, pendidikan, pengelolaan limbah, pelatihan gratis dan keuangan mikro untuk usaha kecil, taman kota, perumahan rakyat, dan penegakan hukum. Tantangan ini merupakan perhatian utama kota.

Pemenang CityApp Appathon akan diumumkan pada 2 Oktober mendatang. Hal yang paling membanggakan bagi tim pemenang adalah aplikasi mereka akan diimplementasikan oleh pemerintah daerah untuk membantu mengatasi tantangan yang dihadapi warga Makassar. Selain itu, tim pemenang juga akan menerima hadiah berupa tablet Windows 8.1 dan Windows Phone, serta memperoleh wildcard untuk menjadi semifinalis Microsoft Imagine Cup 2015 Indonesia dalam kategori Citizenship. Imagine Cup merupakan sebuah kompetisi IT internasional tahunan bagi pelajar dan mahasiswa yang diprakarsai oleh Microsoft.

***

Tentang Microsoft
Didirikan pada tahun 1975, Microsoft (Nasdaq “MSFT”) adalah pemimpin dunia dalam perangkat lunak, layanan, perangkat, dan solusi yang membantu orang-orang dan bisnis untuk menyadari potensi mereka secara penuh. Untuk berita tentang Microsoft di Indonesia, bergabunglah dengan percakapan di Twitter. Ikuti kami di akun @MicrosoftID

Tentang CITYNET
Selama lebih dari 25 tahun, CITYNET (The Regional Jaringan Otoritas Lokal Pengelolaan Cipta Karya) telah berkomitmen untuk membantu pemerintah daerah meningkatkan kesinambungan pemukiman warga. Berawal dengan 26 anggota pada tahun 1987, CITYNET telah tumbuh menjadi sebuah organisasi internasional dengan anggota lebih dari 100 anggota di lebih dari 20 negara, yang sebagian besar adalah kota-kota dan pemerintah daerah di wilayah Asia-Pasifik.