Daftar Pemenang Imagine Cup 2016 Tingkat Nasional

 |   vishnum

Inilah para pemenang :

None Developers, pemenang Imagine Cup 2016 tingkat nasional kategori Games
None Developers, pemenang Imagine Cup 2016 tingkat nasional kategori Games

Kategori Games: Tim None Developers
Nama Tim : None Developers
Institusi : Universitas Trunojoyo Madura
Nama Aplikasi : Froggy & The Pesticide

Froggy and the Pesticide merupakan game yang memiliki cara bermain yang menarik, menantang dan dapat membuat kecanduan, game ini menceritakan tentang Froggy sebagai spesies yang bukan target dari penggunaan pestisida akan tetapi anehnya pestisida tetap menyemprotkan cairan beracunnya ke arah froggy . Jadi, Froggy berusaha keras untuk mengganti pestisida dengan biopestisida karena pestisida sendiri merupakan semprotan beracun yang membuat spesies lain menjadi keracunan.
Tujuan game ini adalah mengganti pestisida dengan biopestisida. Maka froggy harus mencapai lokasi pestisida berada dan mengumpulkan biopestisida untuk menyelesaikan game.
Cara main game ini adalah dengan swipe ke arah kayu untuk menempel pada kayu, tap untuk melepaskan, tap dua kali untuk melompat ke atas,swipe ke arah tanah untuk memantul. Berhati-hatilah terhadap cairan beracun yang disemprotkan oleh pestisida dan jangan lupa untuk mengambil biopestisida
Di sisi lain, game ini menyarankan penggunaan biopestisida dan memberikan informasi tentang bahayanya pestisida.

Garuda45, Pemenang Imagine Cup 2016 tingkat nasional kategori World Citizenship
Garuda45, Pemenang Imagine Cup 2016 tingkat nasional kategori World Citizenship

Nama Tim : Garuda45
Institusi : University of Edinburgh, University College London, King’s College
London, University of Edinburgh
Nama Aplikasi : TB DeCare

Metode deteksi bakteri tuberkulosis (TB) yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah pemeriksaan sputum menggunakan Basil Tahan Asam (BTA). Metode ini banyak diterapkan di negara-negara berkembang dan negara tertinggal karena metode ini merupakan yang paling murah dan efisien. Namun, pemeriksaan BTA juga memiliki beberapa kekurangan, seperti sensitivitas yang rendah (<60%), memerlukan tenaga professional laboran, serta potensi menghasilkan pemeriksaan yang berbeda antar laboran karena faktor lelah maupun standar evaluasi yang berbeda antar individu.
Tim Garuda45 ingin mengembangkan sebuah sistem terintegrasi untuk menjawab permasalahan TB, yang kami beri nama TB DeCare (Tuberculosis Detect and Care). Pertama, TB DeCare terintegrasi dengan alat pendeteksi otomatis menggunakan pengelolaan citra digital (digital image processing) dari sputum (dahak) pasien. Metode ini mengadaptasi penelitian yang sudah dilakukan oleh Forero et al (2006) dengan mengombinasi metode segmentasi dan Gaussian Mixture Model untuk mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosa di dalam sputum. Hasil penelitian menunjukkan, metode ini mampu meningkatkan sensitivitas deteksi hingga 98% dan spesifisitas sebesar 99%. Kedua, agar alat pendeteksi TB ini dapat terjangkau di derah-daerah terpencil, maka kami juga mengembangkan mikroskop portable dengan menggunakan ponsel. Kami mengadaptasi sebuah alat yang mampu meningkatkan kapasitas kamera ponsel untuk menjadi mikroskop dengan perbesaran hingga 1000x dengan harga yang sangat terjangkau. Melalui alat ini, maka pendeteksian bakteri TB pada sputum pasien tidak lagi memerlukan kinerja evaluasi laboran dan mikroskop di laboratorium, namun dapat diterapkan secara otomatis hanya dengan menggunakan ponsel. TB DeCare merepresentasikan alat diagnosis TB yang mudah, efisien, dengan hasil yang akurat.
Permasalahan lain dari TB adalah rendahnya angka kepatuhan berobat pasien yang dapat menyebabkan kejadian putus berobat bahkan resistensi terhadap obat (MDR TB – Multi Drug Resistant TB). Oleh sebab itu, TB DeCare juga terintegrasi dengan portal informasi TB sekaligus aplikasi pengingat minum obat secara otomatis. Melalui sistem TB DeCare, dokter atau tenaga kesehatan dapat memasukkan data setiap pasien yang telah terdektesi terinfeksi dengan TB serta mengevaluasi pengobatan pasiennya. Data demografi, gejala, riwayat penyakit, pengobatan, evalusi vital pasien akan terekam dalam sistem TB DeCare.
Dokter dapat memasukkan jadwal minum obat, jadwal kunjungan, serta jadwal pengambilan obat pasien yang kemudian terhubung dengan sistem pengingat otomatis. Pasien dan PMO (Pengawas Minum Obat) juga dapat mengakses informasi mengenai tuberkulosis, jadwal pengobatan, serta forum konsultasi dengan tenaga kesehatan melalui mobile apps. Sistem ini dapat mengadaptasi ketersediaan teknologi di wilayah pengguna, sehingga pengingat minum obat dapat dikirimkan baik dalam bentuk aplikasi mobile atau melalui SMS. TB DeCare mengintegrasikan seluruh komponen yang diperlukan untuk memberantas TB, dengan menggunakan teknologi tepat guna dengan harga yang terjangkau, sehingga dapat dengan mudah diterapkan di negara-negara berkembang dimana permasalahan TB paling banyak ditemukan.

 

Hoome Studio, Pemenang Imagine Cup 2016 tingkat nasional kategori Innovation
Hoome Studio, Pemenang Imagine Cup 2016 tingkat nasional kategori Innovation

Nama Tim : Hoome
Institusi : Institut Teknologi Bandung, Telkom University
Nama Aplikasi : Hoome

Hoome adalah rumah pintar pertama yang mencoba untuk beradaptasi dengan kondisi penggunanya dan kenyamanan penggunanya. Berbeda dengan rumah pintar yang ada selama ini, hoome akan menyebar sensor pada pengguna, bukan pada lingkungannya. Kondisi user seperti tingkat stress, kondisi mood, kesadaran, tingkat kenyamanan dan lain-lain akan direkam oleh wearable device. Kami menggunakan tiga wearable device yaitu EEG, EMG, dan smartwatch. Setelah mendapatkan kondisi user, aplikasi akan mengatur peralatan di dalam rumah, seperti mengatur pencahayaan, suhu dan temperatur, aroma terapi, serta TV atau home entertainment di rumah tersebut.