Microsoft Rayakan Hari Perempuan Internasional dengan Mendorong Perempuan Muda di Asia untuk Bergabung dalam #MakeWhatsNext

 |   vishnum

Ribuan perempuan muda di Asia mengambil langkah pertama mereka untuk mengubah dunia dengan terinspirasi untuk berkarir di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika, bekerja sama dengan Microsoft.

Indonesia, 8 Maret 2018 — Untuk merayakan Hari Perempuan Internasional, Microsoft akan mengadakan beragam acara dan program di kantor Microsoft, dan juga di sekolah-sekolah bersama mitra publik dan swasta untuk meluncurkan kampanye #MakeWhatsNext. Kampanye ini bertujuan untuk mendorong perempuan muda untuk berkarir di bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Teknik, dan Matematika (Science, Technology, Engineering and Math – STEM).

Menginspirasi Perempuan Muda untuk Secara Positif Membentuk Masa Depan melalui STEM di Asia

Saat ini, jumlah perempuan yang mengejar pendidikan dan karir di bidang STEM masih tergolong rendah meskipun teknologi telah berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Lembaga Statistik UNESCO (UIS) memperkirakan bahwa hanya 23% dari peneliti di Asia Timur dan Pasifik adalah perempuan[1] dan hanya 35% dari semua siswa yang terdaftar di bidang studi STEM adalah perempuan[2].

Salah satu alasan ketidakseimbangan gender dalam bidang STEM adalah kurangnya tokoh panutan yang dapat menginspirasi dan menumbuhkan kepercayaan kemampuan para perempuan muda untuk mengejar karir di bidang tersebut. Faktanya, hanya 1 dari 4 anak perempuan berusia 12 sampai 19 tahun di kawasan Asia[3] yang mengetahui sosok wanita di bidang STEM.

“Kami ingin mengubah cara pandang perempuan muda tentang STEM dengan membuat mereka membayangkan bagaimana teknologi, sains, dan teknik dapat menjadi alat untuk memecahkan tantangan global; bagaimana ketertarikan mereka saat ini bisa berubah menjadi pekerjaan di masa depan. Kami mengundang para perempuan muda untuk mengeksplorasi ketertarikan hidup mereka lebih jauh dan mendapatkan pengetahuan dari LinkedIn tentang bagaimana mewujudkan impian mereka menjadi kenyataan. Untuk mewujudkannya, kami mengenalkan mereka, termasuk orang-orang dari komunitas yang kurang beruntung, kepada tokoh panutan perempuan yang berpengalaman dari berbagai industri dan memperkenalkan pada pengalaman yang berorientasi pada tujuan, di mana konsep STEM dikaitkan dengan situasi kehidupan nyata,” kata Dr. Daiana Beitler, Philanthropies Director, Microsoft Asia.

YouTube Video

Mengajak Perempuan Muda di Indonesia untuk Bergabung dalam #MakeWhatNext

Untuk merayakan Hari Perempuan Internasional, Microsoft merilis sebuah film dokumentasi singkat yang mengenai lima tokoh panutan wanita yang luar biasa dari Asia, yang menggunakan STEM untuk menemukan cara baru mengubah dunia. Diantaranya adalah, Melisha Ghimere, co-founder dari Echo Innovators dan finalis Imagine Cup Microsoft, yang telah mengembangkan solusi FarmLi bagi para petani di Nepal untuk mengelola ternak mereka dengan lebih baik dan meningkatkan ketahanan pangan; Mikaela Jade, seorang pengusaha yang melestarikan kebudayaan dengan menggunakan aplikasi realitas tertambah (augmented reality) yang membawa cerita sejarah menjadi nyata; serta Felicia Chua, COO dari Coding Garage, yang membangun generasi inovator berikutnya melalui pendidikan ilmu komputer.

Mengajak Perempuan Muda di Indonesia untuk Bergabung dalam #MakeWhatNext dengan YCAB Foundation

Melanjutkan kolaborasi yang sudah terjalin dengan baik, Microsoft Indonesia dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) akan memulai kampanye #MakeWhatsNext dengan sesi “HoC for Girls & Introduction to GenerasiBisa!” untuk sekitar 30-50 pelajar perempuan di Rumah Belajar Duri Kepa di Jakarta Barat. Sesi pelatihan ini akan berfokus kepada konsep cara berpikir struktural dan ilmu komputer dasar untuk memperkenalkan industri STEM kepada pelajar yang kurang mampu, khususnya para pelajar perempuan di Rumah Belajar di Duri Kepa. Untuk memastikan bahwa para pelajar perempuan ini dapat meneruskan minat mereka di bidang STEM, mereka juga akan diperkenalkan kepada Generasi Bisa!, sebuah platform ketenagakerjaan yang menghubungkan para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Kejuruan (SMK) dengan perusahaan pencari tenaga kerja.

“Pengenalan STEM sebaiknya dimulai sejak dini untuk membantu generasi muda agar menjadi lebih siap menghadapi masa depan. Hour of Code (HoC) adalah salah satu wadah pengenalan STEM dengan cara yang menarik dan menyenangkan. HoC diharapkan dapat membentuk pola pikir sistematis dan kritis bagi para siswa Rumah Belajar YCAB Foundation. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi saran terintegrasi dan solutif bagi para penerima manfaat,” ujar Boyke Dimas Kristian, Head of Program and Impact Division YCAB Foundation.

“Stereotip bahwa industri teknologi dan teknik yang hanya bisa dikuasai oleh kaum pria adalah salah. Di era digital ini, peluang karir masa depan akan berada pada STEM, dan kami bertanggung jawab untuk mendorong dan mendukung perempuan muda untuk terjun ke industri tersebut. Dengan memilih karir di STEM, perempuan dan pria muda akan mencapai potensi sejati mereka dan membantu mengubah dunia,” kata Linda Dwiyanti, Director of Marketing and Operations, Microsoft Indonesia.

Di Singapura, lebih dari 120 anak perempuan sekolah menengah dan pendidik dari 15 sekolah dan organisasi nirlaba akan berpartisipasi di DigiGirlz pada tanggal 8 Maret. Acara ini dirancang untuk mendorong peserta untuk #MakeWhatsNext dan membentuk masa depan mereka dengan STEM. Untuk menambah lebih banyak perempuan ke industri STEM memerlukan respon menyeluruh, terpadu, dan berpandangan ke depan di berbagai sektor. Oleh karena itu untuk pertama kalinya di tahun ini, Microsoft mengadakan DigiGirlz melalui kerja sama dengan LinkedIn – di mana acara akan diselenggarakan bersama dengan Coding Garage, Grab, Johnson & Johnson, dan Shell.

Menginspirasi Perempuan Muda di Asia untuk Membentuk Masa Depan Mereka dengan #MakeWhatNext

Microsoft, bekerja sama dengan mitra dari sektor publik dan swasta, mendorong aktivitas-aktivitas yang dapat menginspirasi para perempuan muda untuk mengejar ketertarikan mereka terhadap STEM di seluruh Asia – bahkan setelah tanggal 8 Maret.

Kegiatan ini melibatkan tiga area untuk mendorong perempuan berkarir di STEM:

  1. Meningkatkan eksposur kepada tokoh panutan di bidang STEM
  2. Menciptakan peluang untuk merasakan pengalaman langsung yang menunjukkan bagaimana STEM dapat membentuk masa depan
  3. Membantu individu untuk membayangkan masa depan dengan STEM
Menginspirasi generasi selanjutnya dengan tokoh panutan wanita dan pria
  • Sebagai bagian dari program DigiGirlz School Connect yang baru, pegawai perempuan dan laki-laki Microsoft di Filipina, Singapura dan Vietnam akan menjangkau anak perempuan di almamater mereka dan sekolah lainnya untuk menginspirasi junior mereka agar lebih mengeksplorasi pilihan karir di industri teknologi.
Merasakan pengalaman STEM melalui aktivitas langsung yang berorientasi pada tujuan
  • Di Indonesia, para pelajar perempuan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Kejuruan (SMK) akan mendapat kesempatan mengembangkan keterampilan dan ilmu komputer dasar untuk memupuk kreativitas, pemikiran kristis, dan pemecahan masalah melalui sesi STEM, Hour of Code (HoC)
  • Para perempuan muda di Tiongkok, Korea Selatan, Selandia Baru, Singapura dan Sri Lanka akan memiliki kesempatan untuk merasakan kekuatan STEM melalui berbagai lokakarya ilmu komputer yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah.
  • Microsoft juga menyelenggatakan beberapa hackathons dan pameran sains untuk mendorong inovasi yang berorientasi pada tujuan dari para perempuan muda yang berpartisipasi. Kegiatan ini meliputi Science Fair di Kamboja; acara 1District 1Application (1D1A) di Malaysia untuk mengembangkan solusi yang menangani isu-isu di daerah dengan menggunakan teknologi, serta hackathon di Thailand, bekerja sama dengan UNESCO, untuk mengembangkan solusi untuk pelestarian budaya dan perdamaian di ASEAN.
Membayangkan masa depan dengan STEM
  • Di Indonesia, Microsoft bekerja sama dengan YCAB untuk memperkenalkan platform Generasi Bisa! untuk para siswa perempuan di Rumah Belajar YCAB untuk meneruskan minat mereka di bidang STEM dan menghubungan para lulusan pelajar perempuan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Kejuruan (SMK) dengan perusahaan pencari tenaga kerja.
  • Untuk menginspirasi para perempuan muda agar mempertimbangkan karir di industri STEM, Microsoft bekerja sama dengan LinkedIn di China, Hong Kong dan Singapura untuk membantu para perempuan muda membayangkan pekerjaan masa depan dengan mengembangkan soft skill mereka dan mengadakan networking session.
  • Di Jepang, Microsoft akan melaksanakan serangkaian inisiatif untuk mendorong perempuan agar bergabung kembali dengan angkatan kerja melalui peluang telework. Inisiatif ini termasuk peluang reskilling, serta sesi persiapan karir yang diadakan oleh LinkedIn.
  • Di Korea, Women@Security Summit akan mengajak lebih dari 150 perempuan muda untuk belajar mengenai peluang di salah satu topik yang sedang marak dibicarakan, cybersecurity.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang #MakeWhatsNext, kunjungi http://www.makewhatsnext.com/. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang inisiatif Microsoft Philanthropies di Asia, kunjungi https://news.microsoft.com/apac/category/philanthropies-asia/.

[1] UNESCO Institute for Statistics, Women in Science

[2] UNESCO, Cracking the code: Girls and women’s education in science, technology, engineering and mathematics (STEM)

[3] Mastercard, Low Confidence Limits Number of Girls Pursuing STEM Careers in Singapore: Inaugural MasterCard Study