Kunjungan Michael Hamonangan Sitorus, Pemenang Medali Emas Minecraft Competition, ke Kantor Microsoft Indonesia

 |   Microsoft Indonesia

fd

Hari Rabu, 23 Januari 2019, Microsoft Indonesia kedatangan tamu istimewa, Michael Hamonangan Sitorus. Michael Hamonangan Sitorus merupakan pemenang utama dari Minecraft Competition Asia Pasifik. Kompetisi ini hasil kerjasama antara Microsoft dengan Empire Code dan Lenovo, didedikasikan untuk pelajar dalam mengasah kemampuan coding melalui platform Minecraft: Education Edition dan Microsoft MakeCode for Minecraft. Pada ajang yang diadakan pada bulan Desember tersebut, Michael berhasil meraih medali emas, mengalahkan kontestan dari Singapura dan Selandia baru. Atas kemenangan ini, Michael juga berhak mendapatkan sertifikat pemenang dan hadiah lain.

Mengusung tema “Teach a Time in History”, Minecraft yang diciptakan oleh Michael bercerita tentang pengaruh teknologi terhadap aktivitas manusia sehari-hari. Terinspirasi dari kecanggihan teknologi yang mudah kita temui saat ini, Michael berupaya menggambarkan kehidupan manusia di masa lampau, sebelum kehadiran teknologi. Minecraft ciptaan Michael membawa kita kembali ke masa pra-sejarah dan manusia masih bergantung sepenuhnya pada sumber daya alam. Seiring berjalannya waktu, Michael menunjukkan perubahan signifikan kegiatan manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Mulai dari teknologi sederhana seperti teknik bercocok tanam sederhana hingga membangun konstruksi Candi Borobudur. Kreasi Minecraft ini ditutup dengan ‘dunia’ yang menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang dengan kemudahan akses teknologi.

Didampingi oleh Kepala Sekolah dari SMAN 1 Ungaran, Bapak Supriyanto dan keluarga dari Michael, Tiur, Michael berkesempatan bertatap muka dengan Haris Izmee, Presiden Direktur Microsoft Indonesia dan Jasmine Tang dari Empire Code untuk sesi diskusi ringan. Bersama dengan Haris Izmee, Michael berdiskusi seputar kompetisi, teknologi, aktivitas bisnis Microsoft Indonesia hingga cita-cita Michael untuk menjadi programmer. Michael juga bercerita tentang tantangan terbesar selama proses kompetisi ini yaitu singkatnya waktu dikarenakan waktu kompetisi yang bersamaan dengan ujian tengah semester.

Haris Izmee menyatakan, “Kami bangga Michael mengharumkan nama Indonesia di tingkat Asia Pasifik tersebut. Kami berharap kunjungan Michael dan diskusi di Microsoft Indonesia dapat menjadi bekal Michael dalam memasuki dunia kerja serta dapat menginspirasi Michael untuk terus berinovasi untuk negeri. Kreasi Minecraft Michael merupakan salah satu contoh memahami sejarah Indonesia dalam bentuk ‘permainan’, sebuah cara belajar yang relevan bagi generasi muda.”

TI dan gaming telah menjadi passion laki-laki berusia 16 tahun ini. Salah satu upaya Michael untuk terus mengembangkan keterampilan ini adalah melalui keikutsertaannya di beberapa kompetisi. Sebelumnya, Michael telah berkompetisi di Skype-a-thon. Tidak hanya itu, kemampuan Michael di bidang matematika membantunya mengembangkan kemampuan coding yang membutuhkan kerangka berpikir logis dan sistematis.

Setelah berbincang dengan Haris Izmee, Michael mendapatkan sesi coding menggunakan microbit yang mengasah kemampuan full-stack developer dari Jasmine Tang. Disini, Michael mempelajari coding, sensor, untuk mengetahui banyak hal mulai dari kecepatan ayunan raket hingga menciptakan sensor bagi penyandang autisme untuk lebih mudah mengkomunikasikan keinginannya melalui teknologi. Sesi kemudian ditutup dengan coffee chat bersama intern Microsoft Indonesia (MACH) dan perwakilan dari Kementrian Komunukasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) dan berbincang tentang anak muda dan keterampilan digital.

“Menggembirakan mendengar visi dan misi dari generasi muda untuk memajukan Indonesia melalui penciptaan teknologi yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Kedepannya, kami ingin melihat inovasi-inovasi teknologi khususnya untuk pembelajaran seperti bagaimana teknologi dapat menyelamatkan hidup manusia. Untuk itu, Microsoft Indonesia akan terus bekomitmen mengembangkan talenta-talenta digital di Indonesia agar lebih berdaya saing.” Tutup Haris.