Developer dan Inovasi untuk Kebaikan

 |   Annie Mathew, Direktur, APAC Developer Lead

Annie Mathew, Director, APAC Developer Lead

Microsoft percaya pada kekuatan inovasi – dari siapa pun dan dari manapun. Inovasi merupakan inti dari mantra kami untuk membantu setiap orang di planet ini untuk meraih sesuatu yang lebih baik.

Sesuai dengan keyakinan ini, kami telah mengadakan berbagai acara untuk para developer, baik secara online maupun offline, untuk merayakan kekuatan developer perangkat lunak yang telah mengubah kehidupan di dunia dan mendorong mereka untuk berbuat lebih baik demi masyarakat. Fokus utama terletak pada keberlanjutan, salah satu tantangan dan peluang terbesar di dunia kita saat ini  Acara Build 2020 yang baru saja selesai adalah contoh baik bagaimana kami menggunakan kekuatan developer dari seluruh dunia untuk menyelesaikan beberapa masalah paling mendesak saat ini.

Developer memiliki peran yang penting di masyarakat. Beberapa bulan terakhir kita telah melihat transformasi digital berakselerasi lebih cepat dari sebelumnya dan para developer dengan cepat bertindak sebagai garis depan ranah digital. Di Filipina, Developer Connect Filipina dan pemerintah merekrut lebih dari seribu sukarelawan untuk membuat solusi teknologi guna melawan COVID-19 – hanya dalam waktu dua minggu, para developer mempercepat pembangunan sistem identifikasi berdasarkan kode QR – untuk menolong pekerja garis depan melewati pos pemeriksaan dengan efisien serta mengendalikan program pelacakan kontak yang juga dapat mengarahkan orang ke laboratorium untuk testing. Selain tanggap darurat, developer juga memiliki peran luar biasa dalam menolong komunitas dan menata ulang dunia.

Saya ingin menggarisbawahi bagaimana kami telah menggunakan sudut pandang developer untuk tantangan keberlanjutan di Asia Pasifik, dan membagikan beberapa ide inspirasional yang kami miliki sejauh ini. Saya juga mendorong siapa saja yang yang merasa mampu untuk ikut berkontribusi secara mendalam – hal ini merupakan isu global yang berdampak pada tiap individu, dan ide serta energi baru selalu diterima, terlepas dari tingkat programming atau keterampilan teknis.

MASALAH PANGAN

Pada tahun 2050, populasi dunia diperkirakan akan mencapai 9 miliar. Itu hanya 30 tahun dari sekarang. Memenuhi kebutuhan pangan untuk tambahan 1,5 miliar orang, serta 7,5 miliar orang penduduk yang diperkirakan akan hidup lebih lama dan mengonsumsi lebih banyak, akan membutuhkan peningkatan sekitar 70 persen dalam produksi pangan. Semua ini terjadi pada saat kita berusaha meminimalkan jejak kita pada sumber daya dan memerangi perubahan iklim yang berdampak pada pertumbuhan tanaman dan membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.

Selanjutnya, sebagian besar produksi pangan dunia berasal dari petani kecil, yang tidak selalu memiliki akses ke teknologi dan teknik produksi yang maju untuk meningkatkan produktivitas dan hasil yang ada. Mereka juga lebih berisiko secara finansial dan berpotensi untuk berhenti bertani.

Dengan keadaan ini, menemukan solusi kebutuhan pangan terlihat seperti masalah yang tidak dapat diatasi. Tetapi, sekarang ada berbagai kesempatan untuk mengaplikasikan teknologi pangan.

Di luar perbaikan pada mesin secara fisik, informasi lengkap dari big data dan AI belum sepenuhnya berdampak pada pertanian seperti pada industri lainnya. Namun ini akan segara berubah.

BAGAIMANA DEVELOPER DAPAT MENCIPTAKAN PERUBAHAN

Beberapa tahun belakangan ini, kami menyadari semua pemangku kepentingan di rantai pertanian pangan harus ikut terlibat – mulai dari petani serta komunitas mereka hingga kolaborator lainnya seperti para inovator, investor, perusahaan dan developer.

Modal yang cukup besar telah diinvestasikan: tahun 2018 menarik investasi modal ventura senilai USD 16,9 miliar secara global untuk startup teknologi pertanian pangan (AgriFood Tech), peningkatan 43% dari tahun ke tahun. Pada //DevCon/ Digital Economy Summit 2020 yang dilaksanakan di Jakarta bulan Februari lalu – konferensi developer terbesar yang pernah kami adakan di Asia Pasifik – empat dari 14 presentasi yang ada membahas tentang teknologi AI untuk pertanian.

Para developer dan entrepreneur harus bersama membantu memberikan prediktabilitas dan presisi bagi industri pertanian, mencari jawaban dari data yang dikumpulkan untuk memberdayakan pengambilan keputusan, efisiensi, produktivitas, dan hasil pangan.

Sebagai contoh, lihatlah Beehive Drones, sebuah startup di Indonesia serta perwakilan Asia Pasifik dan finalis dunia di Imagine Cup 2018. Teknologi khas drone yang mereka buat di Azure memberikan efisiensi tambahan pada pertanian; data dari sensor Internet of Things (IoT) dianalisa dan digunakan untuk memprogram drone untuk tugas-tugas seperti pengawasan tanaman, penyemprotan pestisida, dan analisis mutlispektral.

Pemenang dan presenter hackathon lainnya, Gravicode dari AI Dicoding untuk Agri hackathon 2019, mengembangkan program yang menganalisa kondisi tanah dengan data pemantulan dari Vis-NIR sensor. Data ini kemudian memberi rekomendasi pupuk kepada para petani untuk tanaman seperti kedelai, jagung dan beras.

Mengimbangi kebutuhan insight yang dapat ditindaklanjuti serta didorong oleh data, Azure FarmBeats dari Microsoft menggunakan sensor IoT di tanah untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar, yang dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan drone untuk memberikan informasi mendalam yang dapat ditindaklanjuti dalam skala besar bagi petani, termasuk kondisi dan kesehatan ladang pertanian secara keseluruhan, kelembaban tanah, rekomendasi untuk penyiapan dan penempatan tanaman serta banyak lagi.

MEMUPUK TANTANGAN GLOBAL

Layaknya Farmbeats, kami juga siap mengatasi tantangan agribisnis terbesar di seluruh dunia.

Microsoft telah bermitra dengan United Nations Development Program (UNDP) untuk berbagai inisiatif developer yang mencari solusi untuk praktek pertanian berkelanjutan. Saat ini Microsoft Azure Virtual Hackathon memiliki hampir 1.200 peserta terdaftar untuk memajukan pertanian berkelanjutan dengan menilai kebutuhan nutrisi tanaman dan tumbuhan. 56 tim developer di seluruh Asia telah maju ke babak dua hackathon dan mereka sedang mengembangkan prototipe untuk solusi mereka.

Inisiatif lain dari UNDP adalah Cultiv@te, yang pertama kali diumumkan pada Singapore FinTech Festival (SFF) 2019 dan Singapore Week of Innovation and Technology sebagai inisiatif inovasi agritech yang didukung oleh pemerintah Singapura. Fokus Cultiv@te adalah pada negara-negara yang mencari solusi bagi pertanian perkotaan, pertanian tadah hujan, pertanian ternak dan akuakultur – di Singapura, Kenya, Uruguay, Filipina, Gabon, Indonesia, Ethiopia, Bhutan, Uzbekistan, Ekuador, dan Armenia.

Banyak tantangan yang dihadapi masyarakat ini berpusat pada peningkatan hasil pangan atau mengurangi kerentanan tanaman. Ini berlaku untuk beberapa negara seperti Filipina, Gabon, Ethiopia dan Indonesia. Tantangan utama lainnya adalah memanfaatkan sumber daya sebaik mungkin. Misalnya, di tempat-tempat seperti Indonesia dan Bhutan, petani membutuhkan lebih banyak akses ke kredit dan transportasi untuk berkembang.

Kesimpulannya, Cultiv@te bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan petani di seluruh Asia, Amerika Latin dan Afrika, dan akan menggunakan inovasi developer untuk mencapai hal tersebut.

IDE BARU DAN LANGKAH SELANJUTNYA

Saya tidak sabar melihat perkembangan dari kelompok terintegrasi ini, yang mampu menghadapi tantangan-tantangan besar. Walaupun solusi secara keseluruhan tidak akan datang dengan cepat, ide dan energi mereka bisa memberikan dampak besar bagi masa depan kita.

Kita telah melihat sekumpulan ide fantastis dari //DevCon/, acara developer serta  hackathon lainnya. Meskipun bukan acara //DevCon/ atau Cultiv@te, ada begitu banyak peluang untuk menemukan cara menggunakan teknologi guna mengatasi begitu banyak isu-isu keberlanjutan di dunia.

Sebagai perpanjangan tangan kelestarian lingkungan, iklim yang kita hadapi saat ini juga menyerukan solusi yang mendukung keberlanjutan bisnis dan ketahanan daerah. Ini merupakan topik yang berpotensi dikembangkan oleh para developer – seperti yang kami lihat dari komunitas developer di Filipina.

Bersama, kita bisa menciptakan perubahan bagaimana kita hidup dan mengonsumsi makanan serta melindungi masyarakat 30 tahun ke depan.

Oleh karena itu, kami mengajak Anda untuk bergabung, dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk kita semua!