Memperingati Bersatunya Pemuda Pemudi Indonesia Memberdayakan Negeri di Hari Sumpah Pemuda

 |   Microsoft Indonesia

Dari Anak Muda untuk Anak Muda

Sebagai perusahaan teknologi yang memiliki misi untuk memberdayakan Indonesia, Microsoft memiliki budaya “pelajari semua” atau learn it all yang bertujuan merangkul keingintahuan, mengambil pembelajaran serta menerapkannya untuk kesuksesan di masa depan. Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Microsoft berinisiatif untuk membagi pembelajaran yang didapat dari enam sosok inspiratif muda di Indonesia tentang bagaimana mereka berusaha memberdayakan Indonesia dalam perannya masing-masing.

Foto Arfan Arlanda, CEO dan Founder dari Jejak.in

Belajar dari semangat yang dimiliki oleh Arfan Arlanda, CEO dan Founder dari Jejak.in, sebuah perusahaan teknologi rintisan yang memiliki misi untuk mempercepat aksi iklim melalui solusi berbasis AI dan IoT.

“Keputusanmu hari ini menentukan masa depan kita. Ambil tindakan dan bangunlah dunia yang berkelanjutan. Mari kita mulai selamatkan hari esok,” pesan Arfan Arlanda, CEO dan Founder dari Jejak.in untuk anak muda Indonesia.

Foto Rahma Utami, Founder dan Konsultan Aksesibilitas Suarise

Belajar dari Rahma Utami, Founder dan Konsultan Aksesibilitas Suarise, sebuah perusahaan sosial end-to-end yang berfokus pada penyediaan serta promosi akses dan peluang yang setara ke Internet dan digital bagi penyandang disabilitas, terutama bagi penyandang tunanetra.

“Berkarya itu bukan selalu di mulai dari yang kita suka, tapi juga di mulai dari yang kita bisa mumpung badan kita masih punya daya; entah itu waktu, tenaga, dana, ilmu, atau membuka kesempatan. Dan yang paling penting, membawa orang lain untuk berdaya juga, meski caranya bisa jadi gak sama,” pesan Rahma Utami, Founder dan Konsultan Aksesibilitas Suarise untuk anak muda Indonesia.

Foto Gilang Margi Nugroho, Pengusaha Kuliner Online - Kepiting Nyinyir

Saat pandemi ini, menjadi kreatif itu adalah keharusan, dan negeri ini kaya akan anak muda yang kreatif misalnya seperti Gilang Margi Nugroho, pengusaha kuliner online yang terkenal dengan nama Kepiting Nyinyir. Dengan kekuatan media sosial, Gilang membangun bisnis kuliner tanpa memiliki restoran dan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di area tempat tinggalnya.

“Jangan perbaiki yang sudah ada. Buatlah hal baru dan kejutkan semua orang. Itulah kunci sukses bersaing di era digital ini,” kata Gilang Margi Nugroho, Pengusaha Kuliner Online – Kepiting Nyinyir.

Foto Myrna Myura, Fashion Designer

Selanjutnya, ada seorang fashion designer muda Indonesia, Myrna Myura, yang dikenal akan detail yang tinggi dalam mendesain dan membuat pakaian, terutama kebaya pernikahan. Memulai karir sejak usia 20-an, kini Myrna telah memiliki ribuan klien, termasuk para pesohor tanah air.

“Bakat saja tidak cukup, perlu komitmen dan dedikasi tinggi terhadap apa yang kita kerjakan. Karena tidak ada jalan pintas untuk menjadi sukses,” kata Myrna Myura, Fashion Designer.

Foto Ario Pratomo, Content Creator dan Pengusaha

Bermodalkan minat dan semangat berbagi pengalaman sebagai pengguna teknologi, Ario Pratomo, Content Creator dan Pengusaha yang awalnya membuat konten hanya untuk menyalurkan hobi dan ketertarikannya pada dunia teknologi, kini menjadikan hobinya tersebut sebagai sebuah profesi.

“Sumpah Pemuda bukan lagi cuma mengucap berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu saja. Sudah waktunya kita menjadi individu terbaik dengan berdaya di bidang apapun yang kita tekuni, di manapun kita berada dengan bahasa apapun sambil tetap bangga bahwa kita orang Indonesia. Bisa kan?” pesan Ario Pratomo.

Foto Aulia (Llia) Halimatussadiah, Co-founder & CMO Storial.co

Di dunia literasi digital ada sosok Aulia (Llia) Halimatussadiah, Co-founder & CMO Storial.co, sebuah platform untuk membaca novel online dan mengunggah cerita di mana saja dan kapan saja. Di masa pandemi ini, Lia berpesan kepada anak muda Indonesia, “Daripada hilang harapan, hiduplah dengan rasa keingintahuan yang tinggi.”

Belajar dari anak-anak muda seperti Arfan, Rahma, Gilang, Myrna, Ario, dan Llia, maka siapapun bisa memberdayakan bangsa ini asalkan kita memiliki niat untuk melakukannya. Menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2019, perkiraan jumlah pemuda berusia 16-30 tahun di Indonesia adalah sebesar 64,19 juta jiwa atau seperempat dari total penduduk Indonesia. Bayangkan jika seluruh anak muda Indonesia bersatu memberdayakan Indonesia, maka Indonesia dapat menjadi negara yang maju dan kuat.