Sinergi FHUI, Microsoft, dan ASEAN Foundation untuk Mewujudkan SDG di ASEAN dan the Global South Melalui Teknologi Digital

 |   Indonesia News Center

Read the English version here.

Siaran pers ini pertama kali dipublikasikan oleh Fakultas Hukum Universitas Indonesia melalui tautan berikut.

Depok, 23 Mei 2023 – Teknologi digital memiliki peran yang penting dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) dan the Global South secara umum. Meskipun teknologi digital memiliki potensi besar dalam mendukung pencapaian SDGs, tantangan seperti kesenjangan akses, infrastruktur yang kurang berkembang, dan kerentanan terhadap kejahatan siber perlu diperhatikan.

Berangkat dari latar belakang tersebut, Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) yang memiliki misi sebagai “prominent law faculty” di tingkat Asia Tenggara, bekerjasama dengan Microsoft dan ASEAN Foundation didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan Policy Dialogue yang diselenggarakan di ASEAN Hall, Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan FHUI Dr. Edmon Makarim, S.Kom., S.H., LL.M., Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dr. Ir. Mohammad Rudy Salahuddin, M.E.M., Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, dan Regional Vice President, Corporate External and Legal Affairs, Microsoft Asia Mike Yeh.

Dalam pidato sambutannya, Dekan FHUI, Dr. Edmon Makarim, S.Kom., S.H., LL.M. menyampaikan rasa gembira dapat berdiri di hadapan para pembicara, peserta dalam kegiatan FGD. Menurutnya dengan mengangkat topik yang sangat aktual pada webinar ini, penting untuk didiskusikan dari sisi hukum.

Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan, ASEAN sebagai bagian dari the Global South memiliki potensi besar untuk tumbuh secara berkelanjutan dan inklusif. Pertumbuhan berkelanjutan yang kelak akan menjadi salah kekuatan dunia tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan teknologi untuk mengakselerasi ekonomi digital.

Sambutan selanjutnya, ASEAN Executive Director, Dr. Piti Srisangnam menyampaikan bahwa teknologi digital telah menjadi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan saat ini.

“Saat ini teknologi telah mengubah bagaimana cara menjalankan bisnis dan juga meningkatkan komunikasi. Akan tetapi, kemajuan akan teknologi belum dimaksimalkan secara penuh, khususnya di kawasan global dan Asia Tenggara (ASEAN). Potensi ini belum sepenuhnya disadari seiring dengan pertumbuhan yang diiringi dengan inklusivitas yang berkelanjutan. Digitalisasi pada wilayah ASEAN menjadi isu yang hangat dan sangat signifikan untuk dikembangkan,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini sekitar setengah dari populasi ASEAN tidak memiliki konektivitas, di mana angka ini bahkan lebih tinggi di daerah pedesaan, seringkali disebabkan oleh infrastruktur dan sumber daya yang terbatas. Masalah ini tidak hanya dipengaruhi oleh akses komunikasi, tetapi juga memiliki implikasi politik yang lebih besar di dalamnya

“Digitalisasi perlu diikuti dengan adanya literasi digital khususnya pada daerah terpencil (pedesaan) agar bisa menjangkau seluruh masyarakat untuk bisa memastikan mereka memahami dan mengambil bagian dalam ekonomi digital. Dengan meningkatkan literasi dan kemampuan digital di komunitas masyarakat dalam memastikan semua orang berpartisipasi agar perkembangan ekonomi digital dapat dinikmati seluruh elemen masyarakat,” tambahnya.

Kegiatan FGD ini membawa tiga topik pembahasan yang dibawakan langsung oleh para pembicara. Ketiga topik tersebut, yaitu: “The Role of Digital Technology in SDGs Implementation” dengan pembicara Mike Yeh, Regional Vice President, Corporate External and Legal Affairs, Microsoft Asia, Dr. Rizal Edwin Manansang, Ak., M.Sc, Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto, M.Eng, Direktur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Dr. Anna Bon, Researcher in ICT4D, Vrije Universiteit Amsterdam. Mike Yeh dalam paparannya menyoroti peran AI sebagai alat yang bermanfaat untuk mencapai pelaksanaan SDGs. Diperkirakan AI akan berkontribusi hingga $1 triliun (US Dollar) ke Asia Tenggara pada tahun 2030, oleh karena itu penerapan ethical dan generative AI sangat diperlukan.

Topik kedua, dengan tema “The Role of Generative AI and Cybersecurity in SDGs Implementation” yang dipresentasikan oleh Prof. Dr. Ir. Hammam Riza, Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial, Dwi Kardono, S.Sos., M.A., Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah, Badan Siber dan Sandi Negara, Dr. Brian Amy Prastyo, S.H., M.L.I., LL.M., Pengajar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Panji Wasmana, National Technology Officer Microsoft Indonesia, dan Ms. Genalyn Macalinao, Member of the Board of Trustees, CyberguardiansPh.

Kemudian topik ketiga, SDGs Implementation Challenges and Strengthening Partnership in the ASEAN and Global South dengan pembicara Dr. Jasmine Begum, Regional Director, Legal & Government Affairs Microsoft Asia Pacific, Arie Afriansyah, Ph.D., Pengajar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Endah Kartika Lestari, Direktorat Ketenagakerjaan, Kementerian PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Rashvin Pal Singh, Group CEO of Biji-biji Initiatives.

Seperti di negara-negara di belahan dunia Selatan membutuhkan lebih banyak untuk memanfaatkan potensi digital untuk pembangunan, khususnya implementasi SDGs. Kesenjangan ini harus dipersempit dan ditutup di masa depan. Teknologi digital dapat mendukung implementasi SDGs dan pada saat yang sama, SDGs dapat mendekatkan kesenjangan tersebut. Laporan Bank Dunia menekankan pentingnya pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana teknologi digital berinteraksi dengan faktor-faktor lain yang sangat penting untuk pembangunan. Ada beberapa studi tentang penggunaan teknologi untuk mendukung dan sejalan dengan SDGs.

Diskusi ini bertujuan untuk menyediakan wadah bagi para pembuat kebijakan, praktisi pembangunan, organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan pelaku sektor swasta untuk berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai peran teknologi digital dalam mencapai SDGs di ASEAN dan Global South. Diskusi ini akan mengeksplorasi isu-isu kebijakan utama, peluang, dan tantangan yang terkait dengan digital untuk pembangunan, serta mengidentifikasi strategi untuk memanfaatkan potensi teknologi untuk memajukan SDGs. Hasil dari diskusi ini akan dituangkan dalam bentuk Rekomendasi Kebijakan yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pembuat kebijakan dalam mengoptimalkan peluang teknologi digital untuk kemajuan masyarakat di kawasan Selatan.

###