Kecerdasan Buatan Buat Indonesia Cerdas – Peran AI untuk Masa Depan Indonesia

Image of Indonesian people and visualization of AI

Oleh Dharma Simorangkir, President Director, Microsoft Indonesia

Read in English here

Mendekati penghujung tahun 2024, sulit untuk tidak bernostalgia dan merenungkan perjalanan luar biasa Indonesia—sebuah bangsa yang terus berupaya mengatasi kesenjangan teknologi untuk kemudian mengadopsi inovasi kecerdasan buatan (AI) di ambang era transformasi besar. Ketangguhan, empati, dan rasa ingin tahu menjadi fondasi perubahan ini. Nilai-nilai inilah yang menunjukkan karakter bangsa kita. Tahun ini membuktikan satu hal penting bagi Indonesia: AI bukan hanya alat, tapi katalis pemicu kreativitas, kolaborasi, dan kemajuan yang nyata.

Microsoft menyambut hangat pemerintahan baru dengan semangat kolaborasi dalam mewujudkan ambisi transformasi digital Indonesia – dipandu oleh komitmen bersama terhadap inklusivitas dan kemajuan. Dari menggerakkan industri hingga memberdayakan individu, AI telah menjadi cerminan kecerdikan bangsa kita, membantu kita membayangkan segala kemungkinan demi negara yang beragam dan dinamis ini.

New Digital Economy Sebagai Landasan Pertumbuhan

Perjalanan Indonesia menuju ekonomi digital baru sebenarnya mencerminkan revolusi besar di masa lalu saat penemuan mesin cetak atau internet. Periode tersebut adalah momen bersejarah yang mengubah masyarakat dan menciptakan peluang baru untuk maju. Teknologi cloud dan AI kini menjadi pusat dari perubahan ini—memungkinkan inovasi dan inklusivitas sambil memberdayakan komunitas di seluruh nusantara. Teknologi-teknologi ini bukan sekadar alat, melainkan penggerak masa depan di mana pemberdayaan digital menyentuh setiap sudut tanah air.

Apakah kita siap untuk transformasi ini? Indonesia menjawab “Ya”. Menurut Work Trend Index 2024 dari Microsoft dan LinkedIn yang diluncurkan pertengahan tahun ini, sebanyak 92% knowledge workers di Indonesia telah menggunakan AI generatif dalam pekerjaan mereka, melampaui rata-rata global (75%) dan Asia Pasifik (83%). Kesiapan ini muncul berkat tingginya rasa ingin tahu dan keberanian bereksperimen yang dimiliki populasi muda nan beragam. Dengan 70% penduduk Indonesia berada dalam kelompok usia produktif, kreativitas dan kolaborasi berkembang pesat. Hal ini terlihat dari lebih dari 3,1 juta pengembang Indonesia di GitHub, komunitas pengembang terbesar ketiga di Asia Pasifik, yang kontribusinya pada proyek AI generatif publik meningkat sebesar 213% di tahun 2023. Hal ini mencerminkan semangat gotong royong, di mana upaya kolektif mengubah tantangan menjadi peluang.

Memperkuat Kreativitas: Kisah Nyata yang Berdampak

Peluang ini bukanlah sekadar teori namun sudah terwujud melalui kreasi para inovator Indonesia, yang rasa ingin tahu dan kecerdikannya mencerminkan kekuatan bangsa. Memasuki tahun kedua AI, fokus telah bergeser dari adopsi AI menuju integrasi AI di berbagai industri utama.

Di berbagai sektor, para inovator ini menggunakan AI untuk menjawab tantangan dan menciptakan solusi nyata, mulai dari memastikan ketahanan pangan hingga mendorong inklusi keuangan. Inklusivitas tetap menjadi dasar dari upaya ini, memastikan bahwa semua orang merasakan manfaat dari inovasi transformatif di berbagai industri, sektor, dan komunitas.

Sebagai contoh, Yayasan Mitra Netra telah mengembangkan Arabic Braille Converter yang didukung oleh GPT-4. Inovasi ini memungkinkan jutaan penyandang tuna netra untuk mengakses informasi dengan lebih mudah.

Di bidang pendidikan, Universitas Terbuka menciptakan AI Assistant yang diintegrasikan ke dalam 1.000 kelas virtual di 10 mata kuliah, menjangkau 60.000 mahasiswa mereka di seluruh provinsi di Indonesia. Inisiatif ini menjembatani kesenjangan dalam akses pendidikan berkualitas, memastikan mahasiswa di daerah paling terpencil pun dapat merasakan peluang belajar yang setara.

Di dunia korporasi, Telkomsel memimpin integrasi AI dengan Veronika, asisten virtual yang didukung oleh Azure OpenAI Service. Dengan mengintegrasikan AI, Telkomsel mencatat peningkatan 140% dalam interaksi layanan mandiri pelanggan, yang menghasilkan solusi lebih cepat dan akurat, serta meningkatkan engagement di produk gaya hidup digital.

Di industri layanan keuangan, BRI telah menerapkan empat kasus penggunaan AI generatif, termasuk chatbot bernama Sabrina yang memberikan informasi keuangan transparan kepada jutaan nasabahnya. Inovasi ini menegaskan bagaimana AI dapat mendorong inklusi keuangan dengan membuat layanan lebih mudah diakses dan efisien.

Startup seperti eFishery juga membuat gebrakan dengan AI. Sebagai startup teknologi akuakultur pertama di Asia yang memiliki misi untuk memerangi kelaparan global, eFishery meluncurkan Mas Ahya (Mas Ahli Budidaya). Solusi yang didukung oleh Azure OpenAI Service ini dirancang untuk memberikan saran dan wawasan kepada petani akuakultur di Asia. Mas Ahya melayani petani dengan berbagai tingkat pengalaman dan menggunakan bahasa sehari-hari. Solusi ini juga mendukung berbagai bahasa daerah, dimulai dari Bahasa Indonesia dan Jawa.

Hackathon yang didukung oleh Microsoft dan mitranya menjadi jalan lain di mana kreativitas lokal bertemu dengan potensi global. Tim AI MISS YOU, juara kedua AI TEACH Regional Hackathon, menggunakan AI generatif untuk membangun pemikiran kritis pada siswa sekaligus melestarikan warisan budaya lokal di Probolinggo sehingga berkontribusi pada ekonomi digital. Proyek lain, NuSantap, yang menjadi pemenang GovAI Hackathon, memanfaatkan AI dan computer vision untuk mengatasi masalah gizi anak, sejalan dengan program pemerintah Indonesia dalam pencegahan stunting.

Contoh-contoh ini secara kolektif menunjukkan bagaimana integrasi AI menjawab tantangan nyata di berbagai aspek kehidupan. Dari mendorong inklusivitas dan meningkatkan pendidikan hingga mentransformasi akuakultur dan memperbaiki layanan keuangan, AI membantu Indonesia mewujudkan ambisinya untuk membangun ekonomi digital yang inklusif dan maju.

Berinvestasi dalam Keterampilan untuk Tenaga Kerja yang Tangguh

Perkembangan ekonomi digital sangat bergantung pada tenaga kerja yang terampil. Dalam hampir tiga dekade terakhir, Microsoft telah memberdayakan 25 juta masyarakat Indonesia dengan keterampilan terkait TIK. Tahun ini, Microsoft meluncurkan program elevAIte Indonesia dalam kolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Inisiatif ini bertujuan untuk membekali 1 juta masyarakat Indonesia dengan keterampilan kritis di bidang AI. Fokusnya adalah memberdayakan berbagai pihak—termasuk pemerintah, industri, sektor pendidikan, dan komunitas—dengan alat yang mereka butuhkan untuk menghadapi ekonomi yang semakin digerakkan oleh AI.

Untuk mendukung upaya ini, AI Skills Navigator, sebuah situs web berbasis AI, menyediakan platform yang dipersonalisasi bagi individu untuk mengidentifikasi kesenjangan keterampilan, merancang pengalaman belajar yang sesuai, dan mendapatkan sertifikasi terpercaya. Dirancang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi AI yang terus berkembang, platform ini memastikan peserta di semua tahap karier dapat membangun keterampilan praktis yang meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan daya saingnya.

Melalui elevAIte Indonesia, Microsoft menegaskan kembali komitmennya untuk mendorong kesetaraan digital, mempersiapkan tenaga kerja agar dapat memanfaatkan infrastruktur penting seperti datacenter region Indonesia Central yang akan segera hadir dan memastikan teknologi benar-benar mendorong pertumbuhan di semua sektor. Tujuannya adalah menciptakan generasi talenta digital produktif yang siap menghadapi dunia yang semakin berorientasi pada AI.

AI yang Bertanggung Jawab dan Aman: Kepercayaan di Pusatnya

Seiring dengan percepatan inovasi, menjaga kepercayaan menjadi hal yang sangat krusial. Untuk itu, lebih dari satu dekade lalu, Microsoft menetapkan Trusted Cloud Principles sebagai pedoman untuk teknologi Microsoft Cloud. Prinsip-prinsip ini mencakup keamanan, privasi, kepatuhan, keandalan/ketahanan, dan hak kekayaan intelektual.

Dalam hal keamanan, Microsoft telah menginvestasikan lebih dari USD20 miliar untuk keamanan siber secara global. Baru-baru ini, sebagai bagian dari Secure Future Initiative (SFI), kami telah menunjuk 13 Deputy Chief Information Security Officers (Deputy CISOs) untuk memimpin implementasi SFI di seluruh perusahaan. Kami juga mengerahkan 34.000 engineer penuh waktu untuk mengintegrasikan keamanan ke dalam setiap pekerjaan mereka—menjadikannya upaya cybersecurity engineering terbesar dalam sejarah. Selain itu, kami meluncurkan Security Skilling Academy untuk melatih semua karyawan dalam keamanan siber dan menjadikan keamanan sebagai prioritas inti dalam penilaian performa karyawan.

Dari segi privasi dan kepatuhan, Microsoft Cloud menawarkan lebih dari 100 solusi kepatuhan, menjadikannya penyedia layanan cloud dengan solusi kepatuhan paling komprehensif. Di Indonesia, selaras dengan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), kami memperkenalkan Premium Assessment Template untuk UU PDP dalam Microsoft Purview Compliance ManagerTemplate ini membantu organisasi menyederhanakan upaya kepatuhan, termasuk terhadap UU PDP, dengan mengotomatiskan tugas-tugas kepatuhan yang penting dan menyederhanakan proses penilaian.

Sejalan dengan prinsip-prinsip ini, komitmen kami terhadap Responsible AI mendorong kolaborasi antarorganisasi untuk memastikan sistem AI yang adil, inklusif, dan transparan. Melalui alat seperti Responsible AI Impact Assessment Template, Microsoft membantu bisnis secara kolaboratif mengidentifikasi risiko, membuat upaya pengamanan, dan membangun sistem AI yang sejalan dengan prinsip etika dan nilai-nilai sosial.

Menatap Masa Depan: AI untuk Indonesia

Menyambut tahun 2025—yang juga menandakan capaian krusial bagi Microsoft di Indonesia dan dunia—saya optimis memandang peluang tanpa batas yang ada di depan kita. Dengan kreativitas dan inovasi masyarakat kita sebagai fondasinya, mulai dari kepiawaian generasi muda hingga kekuatan kolaborasi kita, nilai-nilai seperti gotong royong dan rasa ingin tahu terus mendorong kita untuk mencapai tujuan dengan lebih cepat dan lebih inklusif. Dalam konteks ini, AI bukan hanya Artificial Intelligence—tetapi juga Advancing Indonesia (memajukan Indonesia), Amplifying Ingenuity (mendorong kreativitas), dan Accelerating Impact (mengakselerasi dampak).

Hadirnya wilayah Indonesia Central yang akan datang, sebuah infrastruktur penting yang mencerminkan komitmen Microsoft yang lebih luas terhadap negara ini, menjadi bagian tak terpisahkan dari visi ini. Infrastruktur ini, yang akan segera tersedia untuk umum, menjadi bukti peran Indonesia yang semakin besar dalam lanskap ekonomi digital global. Kunjungan Satya Nadella ke Jakarta awal tahun ini menegaskan pentingnya hal tersebut, dengan pengumuman investasi tambahan sebesar USD1,7 miliar untuk memperluas kontribusi Microsoft di Indonesia, baik dalam infrastruktur maupun pengembangan keterampilan.

Investasi ini lebih dari sekadar menyediakan infrastruktur, namun melambangkan masa depan di mana layanan cloud terpercaya yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal memungkinkan peningkatan data sovereignty (kedaulatan data), keamanan dan kepatuhan kelas dunia, serta inovasi berbasis AI yang lebih cepat. Bagi Indonesia, ini berarti peluang untuk mencapai posisi puncak dalam ekonomi AI global, memastikan bahwa bisnis, komunitas, dan individu dapat berkembang.

Di Microsoft, kami bangga bergandeng tangan bersama para penggerak perubahan di Indonesia, terus berinvestasi pada manusia, infrastruktur, dan teknologi yang memberdayakan setiap individu untuk mencapai lebih banyak. Bersama, mari kita bentuk masa depan yang inovatif, inklusif, dan tangguh.

###