Read in English here
Dalam tiga dekade terakhir, dunia teknologi telah mengalami transformasi yang signifikan, ditandai dengan tiga perubahan platform utama—dari era PC-server, ke era internet, dan berlanjut lagi ke era mobile dan cloud. Saat ini, kita berada di perubahan besar keempat yang didorong oleh AI. Teknologi ini tidak hanya mengubah cara bisnis beroperasi, tetapi juga mempercepat inovasi di berbagai industri. Generative AI, khususnya, telah mempercepat transformasi ini, mendorong organisasi untuk beradaptasi dengan cepat agar tetap kompetitif.
Di Indonesia, laju adopsi AI tergolong luar biasa—92% knowledge workers sudah menggunakan generative AI di tempat kerja, melampaui rata-rata global (75%) dan Asia Pasifik (83%).1 Para pemimpin bisnis pun melihat ini sebagai peluang besar, dengan 92% di antaranya menyatakan bahwa AI penting untuk menjaga daya saing, lebih tinggi dibandingkan angka global (79%) dan Asia Pasifik (84%).2
Dalam adopsi tersebut, individu dan organisasi di Indonesia tidak hanya menggunakan AI sebagai sebuah tool, tetapi juga aktif mengembangkan solusi dengan memanfaatkan AI sebagai platform. Misalnya saja:
- Di digital native seperti GoTo Group, para engineer-nya berhasil menghemat rata-rata tujuh jam per minggu dalam proses coding, dengan menggunakan GitHub Copilot.
- Di skala enterprise, asisten virtual bertenaga Azure OpenAI Service Telkomsel, Veronika, berhasil mengubah interaksi pelanggan dan meningkatkan rasio self-service dari 19% menjadi 45% dengan memberikan respons yang lebih cepat dan akurat.
- Di BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia mengembangkan mesin pencari internal untuk mempercepat layanan pelanggan dengan Azure Cognitive Search, serta ‘content factory’ untuk mempercepat produksi materi pemasaran.
- Di institusi pendidikan, BINUS University meningkatkan prediksi akurasi prediksi penerimaan mahasiswa hingga 90% dengan Azure Machine Learning, dan membuat ribuan rangkuman di Dokumen Pendamping Ijazah untuk memberikan nilai tambah bagi lulusan dengan Azure OpenAI Service.
- Di organisasi nirlaba, Yayasan Mitra Netra memanfaatkan Azure OpenAI Service untuk mengubah teks Arab berhuruf harakat dalam format gambar ke Unicode Arab; berpotensi memberikan manfaat bagi jutaan orang dengan gangguan penglihatan.
- Di dunia kreatif, fotografer mainan Mate Tampan menggunakan Microsoft Copilot untuk memvisualisasikan dunia yang sebelumnya hanya ada dalam pikirannya menjadi background foto.
Menariknya, seluruh inovasi ini muncul dalam dua tahun terakhir, yang bertepatan dengan masuknya kita di tahun kedua era baru AI. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak AI dalam mendorong inovasi yang cepat dan transformatif di berbagai sektor.
What’s next di tahun 2025 (dan seterusnya)
Pertanyaannya sekarang adalah: apa yang akan terjadi selanjutnya? Seiring perjalanan kami menuju ulang tahun perusahaan ke-50 pada tanggal 4 April mendatang, misi Microsoft tetap sama, yakni untuk memberdayakan setiap individu dan organisasi di planet ini untuk mencapai lebih. Keberhasilan kami bergantung pada bagaimana kami memanfaatkan AI dan teknologi lainnya untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.
Kami menyadari bahwa inovasi yang kami kembangkan hari ini akan membentuk lima dekade berikutnya. Itulah sebabnya, kami terus berpegang pada kerangka kerja yang telah membawa kami sejauh ini – berinvestasi pada talenta kami, menjalankan misi kami, membangun kepercayaan dengan customer serta negara tempat kami beroperasi, berinovasi secara bertanggung jawab, mengutamakan keamanan di atas segalanya, dan menciptakan teknologi yang memberikan manfaat bagi dunia,
Mendorong cloud dan AI di Indonesia: perkembangan yang signifikan
Di Indonesia, terdapat dua pilar penting yang senantiasa menjadi fokus jangka panjang kami: infrastruktur yang kuat dan talenta terampil AI, dengan prinsip keamanan dan AI yang bertanggung jawab sebagai landasannya.
Pada tahun 2021, Microsoft mengumumkan komitmen untuk membangun Cloud Region pertama kami di Indonesia, sebagai bagian dari inisiatif Berdayakan Indonesia. Komitmen ini semakin diperkuat pada April 2024 ketika CEO & Chairman Microsoft Satya Nadella mengumumkan investasi senilai US$1,7 miliar untuk mengembangkan ambisi cloud dan AI Indonesia.
Hari ini, kami ingin membagikan perkembangan terbaru menuju komitmen tersebut:
Ekspansi Infrastruktur: Indonesia Central Region. Cloud Region Microsoft di Indonesia, yakni Indonesia Central region, dijadwalkan meluncur pada kuartal kedua tahun 2025, dan akan menjadi bagian dari jaringan global Microsoft yang mencakup lebih dari 60 cloud region Azure di seluruh dunia. Menurut laporan riset terbaru IDC3, peluncuran Indonesia Central region diproyeksikan akan:
- Membantu mempercepat adopsi cloud dan menciptakan nilai ekonomi baru sebesar $2,5 miliar. Angka ini sekitar 16,5% dari total $15,2 miliar nilai ekonomi baru yang diproyeksikan akan dihasilkan oleh Microsoft, partner kami, dan cloud customer kami selama empat tahun ke depan (2025-2028).
- Membantu Microsoft, partner, dan customer kami untuk menambahkan 106.295 pekerjaan baru dari berbagai sektor seperti manufaktur dan sumber daya, keuangan, komunikasi dan media, layanan profesional, serta pemerintahan dalam empat tahun ke depan (2025-2028).

Keterampilan dalam Skala Besar: elevAIte Mempercepat Pertumbuhan Talenta AI. Seiring dengan meningkatnya adopsi AI, kebutuhan akan talenta yang siap untuk menghadapi era ini pun terus meningkat. Dalam dua tahun era AI, Microsoft bersama partner kami telah membantu 704.342 individu dari berbagai penjuru Indonesia untuk memperoleh keterampilan digital yang dibutuhkan di era ekonomi berbasis AI.
- Upaya ini semakin dipercepat dengan peluncuran elevAIte Indonesia pada Desember 2024, sebuah kolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk melatih 1 juta masyarakat Indonesia dengan keterampilan AI spesifik pada tahun 2025.
- Hanya dalam tiga bulan sejak program tersebut diluncurkan, elevAIte sudah menyambut 18 mitra dari berbagai sektor – termasuk pemerintahan, industri, pendidikan, dan komunitas – guna memastikan pelatihan AI yang inklusif di seluruh Indonesia.

Memberdayakan Changemaker Indonesia
Teknologi sendiri tidak menciptakan perubahan – orang-oranglah yang melakukannya. Dampak AI yang sesungguhnya tidak hanya dihasilkan oleh infrastruktur dan investasi, tetapi dari para changemakers yang memanfaatkannya untuk memecahkan tantangan dunia nyata dan menciptakan dampak yang bermakna.
Di Indonesia, changemakers sudah menggunakan AI untuk menghadirkan inovasi, mendorong perkembangan industri, dan menciptakan peluang baru bagi komunitas mereka. Di antara mereka adalah tiga sosok perempuan yang juga terlibat dalam program elevAIte Indonesia – seorang guru yang membawa AI ke dalam ruang kelas untuk memperkaya pembelajaran, seorang pegawai negeri sipil yang menggunakan AI untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran, dan seorang ibu rumah tangga yang memanfaatkan AI untuk parenting dan eksplorasi bisnis. Baca kisah inspiratif mereka di sini.

Dengan melahirkan generasi talenta AI yang siap masa depan, Indonesia dapat membuka jalan bagi inovasi yang tumbuh pesat, transformasi digital yang semakin inklusif, dan teknologi yang benar-benar membawa kemajuan bagi semua – karena perubahan tidak terjadi begitu saja, change needs makers.
###
1 Microsoft dan LinkedIn Luncurkan Work Trend Index 2024: Menilik Keadaan AI dalam Dunia Kerja di Indonesia – Indonesia News Center
2 ibid
3 Snapshot Info IDC, disponsori oleh Microsoft, The Microsoft Cloud Dividend Snapshot: Indonesia, Doc. #US52734024, Maret 2025
Gambar Utama: [Kiri-kanan] Arief Suseno, AI National Skills Director Microsoft Indonesia, Habib Ali Hasan Al Bahar, Ketua LAZISNU PBNU, Marheni Sandra, Perwakilan Perempuan Pandai AI (PandAI), NU Care Global, Tia Dwi Setiani, Learning Designer Lead, Dicoding Indonesia, Malasari Lala, Learning Program Director, Biji-biji dan Mereka, Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia