Memberdayakan Sektor Kesehatan untuk Melawan COVID-19 di Asia

 |   Microsoft Indonesia

Female health care worker giving online medical treatment

Oleh Dr. Keren Priyadarshini, Regional Business Lead, Worldwide Health, Microsoft Asia

A photo of Dr. Keren Priyandarshini

Upaya melawan pandemi COVID-19 telah memperlemah sistem kesehatan di wilayah Asia Pasifik dan dunia. Infrastruktur dan rantai pasokan penyedia layanan kesehatan saat ini sangat tertekan. Garda depan layanan kesehatan bekerja tanpa lelah untuk memberikan perawatan serta dukungan pada saat jumlah pasien terus meningkat. Dan jika ada satu pertanyaan di benak mereka, kemungkinan besar pertanyaannya adalah: “Apakah kita bisa berbuat lebih dengan peralatan sekedarnya?”

Sangat penting untuk mempercepat rutinitas tugas dan pelayanan, terutama pada saat jumlah pasien terus bertambah dan sumber daya yang terbatas akan membuat staf kewalahan. Kami telah melihat bagaimana kolaborasi antara pelanggan dan mitra dapat memicu kecepatan dan kesigapan yang baru. Kita juga menyadari bahwa solusi berbasis cloud, dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning, dapat meningkatkan kinerja dokter, perawat, dan petugas garda depan.

Hal ini dimulai dengan pengelolaan sumber daya yang lebih baik, serta melindungi kesehatan pegawai dan pasien ketika mereka memasuki rumah sakit.

Rumah Sakit Yonghe Cardinal Tien di Taipei menerapkan langkah-langkah perlindungan digital garis depan dan manajemen sumber daya pada tahap awal wabah COVID-19. Pihak rumah sakit memasang perangkat deteksi “2-in-1” di pintu masuk utamanya, yang mengumpulkan dan menganalisa data dengan AI dan machine learning untuk memindai individu pada saat mereka memasuki lobi rumah sakit. Perangkat tersebut akan mengirimkan peringatan jika ada masalah kesehatan potensial – seperti kenaikan suhu badan. Memindai dari kejauhan dapat meminimalkan risiko bagi semua orang. Peralatan ini juga memberikan efisiensi yang sangat dibutuhkan dengan merampingkan jumlah staf untuk memantau kedatangan pasien secara signifikan. Itu berarti lebih banyak waktu dan tenaga dapat dialokasikan untuk perawatan pasien.

Demikian pula, Austin Health di Melbourne telah memperkenalkan sistem COVID-Care guna meningkatkan kapasitas mereka untuk mengantisipasi peningkatan layanan. Pasien tidak lagi harus datang ke rumah sakit tetapi bisa menggunakan self-assesment tool atau aplikasi penilaian diri. Jika disarankan untuk mengambil tes COVID, mereka akan diarahkan ke klinik laboratorium terdekat atau, jika diarahkan ke Austin Health, mereka bisa bikin reservasi dulu. Sistemnya juga bisa memonitor gejala pasien yang sembuh. Dengan menggunakan AI dan algoritma, COVID-Care secara otomatis dapat memberi tahu dokter kapan harus ketemu pasien lewat aplikasi telehealth dan menentukan apakah mereka perlu dirawat di rumah sakit atau bisa tetap tinggal di rumah.

AI dan machine learning dapat membantu petugas di garda depan dan mengurangi tekanan pada sistem kesehatan kita. Sejak awal Maret, berbagai organisasi kesehatan telah menciptakan 1.600 bot penilaian diri COVID-19 dengan layanan bot Microsoft Healthcare yang membantu menjawab pertanyaan dan membebaskan pekerja kesehatan.  Sistem ini telah melayani lebih dari 31 juta orang di 23 negara. Dan sekarang saatnya kita harus memenuhi kebutuhan pasien serta kesejahteraan komunitas meskipun sumber daya terbatas. Dan teknologi dapat mendukungnya.

Memastikan aksesibilitas perawatan dengan aman melalui perawatan jarak jauh

Ada lebih banyak lagi tantangan bagi pasien COVID-19 jika mereka miliki masalah medis lainnya. Mari kita ambil contoh pasien COVID-19 yang lengannya patah. Bisakah seorang dokter ortopedi merawat pasien tanpa memasuki bangsal isolasi?

Tim di Austin Health manjawab masalah ini dengan mengunakan Microsoft Teams dan Teams Navigator untuk membantu 8.500 staf mereka berkolaborasi dan membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan secara virtual. Mereka bisa memeriksa pasien di kamar isolasi, sambil menjaga jarak.

Di India, Fortis Healthcare memperkenalkan sistem telekonsultasi, yang telah terbukti bermanfaat bagi ibu hamil dan individu dengan kondisi kesehatan mental yang memerlukan perawatan berkelanjutan.

Kami melihat bagaimana penyedia kesehatan seperti  HealthCare Global (HCG), penyedia perawatan kanker terbesar di India, mengatasi tantangan ini dengan mengadopsi Teams Virtual Consult. Dokter sekarang mampu menjadwalkan dan melakukan konsultasi virtual dengan pasien, sehingga mereka dapat terus menerima perawatan yang diperlukan tanpa meninggalkan rumah.

Demikian pula, di Cina, Rumah Sakit Huili di Sichuan dan Rumah Sakit Chengdu menciptakan platform konsultasi jarak jauh, menghubungkan pasien yang membutuhkan perawatan medis berkualitas dari negara bagian terpencil. Dokter menggunakan Surface, Azure dan AI untuk melakukan konsultasi online jarak jauh. Mereka juga dapat mendiskusikan kasus medis dan diagnosa dengan sesama dokter dari jarak jauh.

Menata kembali akses layanan kesehatan

Survei Healthcare Garis Depan Asia-Pasifik 2020 dari Bain and Company mengungkapkan bahwa adopsi layanan kesehatan digital karena COVID-19 tidak hanya belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi akan menjadi perubahan yang permanen. Hampir 50% pasien mengatakan bahwa mereka akan menggunakan alat kesehatan digital dalam lima tahun ke depan, dan 91% konsumen mengatakan akan melakukannya jika biayanya ditanggung oleh penyedia asuransi atau perusahaan.

Dr. David Rhew, medical chief officer global di Microsoft, memperkuat perspektif ini, dengan mengatakan, “Pandemi ini menunjukan bahwa kita membutuhkan alat digital di industri kesehatan. Alat yang bisa membantu semuanya, mulai dari telehealth hingga pemantauan pasien jarak jauh, kolaborasi antara tim Kesehatan dan perawatan di rumah. Virtualisasi dan perampingan aspek perawatan lainnya dari manajemen ventilator hingga manajemen rantai pasokan kini telah menjadi elemen vital perawatan kesehatan di era COVID-19.”

Akses ke pasokan medis, terutama karena negara-negara masih menerapkan lockdown, adalah elemen penting untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai tanggapan, Zuellig Pharma, salah satu organisasi layanan perawatan kesehatan terbesar di Asia, memastikan bahwa pasokan vital diberikan kepada mereka yang membutuhkannya. Mereka meluncurkan platform interaktif 24/7 untuk membantu pelanggan mereka – rumah sakit, klinik dan apotek – untuk menempatkan pesanan untuk obat resep, perangkat medis atau produk kesehatan konsumen kapan saja, di mana saja supaya setiap fasilitas medis dan pasien memiliki akses ke obat-obatan yang mereka butuhkan.

Selama pandemi, terbatasnya akses dan kemungkinan kekurangan pasokan farmasi telah menimbulkan kekhawatiran seputar obat palsu memasuki pasar. Sebagai tanggapan, Zuellig Pharma juga mempercepat pengembangan eZTracker, yang memungkinkan konsumen memverifikasi keaslian obat dengan memindai kode pada kemasan.

Bersiap untuk pertempuran selanjutnya

Dalam rentang waktu yang singkat sejak munculnya COVID-19, kita telah melihat perubahan signifikan dalam cara pelayanan kesehatan yang diberikan. Tidak diragukan lagi, pandemi ini membawa dampak besar kepada seluruh industri di tahun-tahun mendatang.

Saya sangat setuju dengan Dr. Rhew, yang menekankan bahwa, “kembali ke tempat kerja yang lebih aman akan membutuhkan banyak perubahan dalam bagaimana bisnis akan dijalankan. Setiap organisasi harus menyesuaikan, dan Microsoft memiliki kemampuan untuk mendukung mereka.”

Ketika upaya untuk memerangi pandemi terus berlanjut, kami berharap teknologi akan terus memiliki peran yang berarti dalam melengkapi para ahli kesehatan dengan alat yang mereka butuhkan untuk perawatan pasien serta berkontribusi terhadap penelitian untuk penyembuhan COVID-19.

Sebagai bagian dari upaya kami, Microsoft telah memobilisasi inisiatif AI untuk Kesehatan dengan $20 juta atau setara Rp 295 miliar didedikasikan untuk membantu garda depan penelitian, dimana para data scientist dapat memberikan kontribusi terbaik di: data dan wawasan; perawatan dan diagnostik; alokasi sumber daya; penyebaran informasi yang akurat; serta penelitian ilmiah.

Kami juga akan menawarkan Microsoft Cloud for Healthcare, solusi cloud khusus industri pertama kami, pada bulan Oktober. Ini akan membantu menyatukan kemampuan bagi pelanggan dan mitra untuk memperkaya engagement pasien, menghubungkan tim pengasuhan dan meningkatkan efisiensi operasional. Pada akhirnya, upaya ini dilakukan untuk mengatasi tantangan paling mendesak yang dihadapi industri saat ini.

Kami juga akan terus bekerja dengan mitra kami, termasuk ATGENOMIX, sebuah perusahaan rintisan di Taiwan yang menyediakan teknologi pengurutan genom virus (virus genome sequencing), yang menggunakan Azure HPC, untuk mempercepat penelitian dan analisis perawatan kesehatan, serta mendukung pengembangan vaksin.

Pada akhirnya, kolaborasi di seluruh ekosistem kita yang luas sangat penting untuk mengatasi tantangan krisis global ini secara efektif. Kami mendukung para pelanggan dalam membangun ketahanan dan kesigapan mereka untuk terus memberikan perhatian yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat.

Kami berkomitmen untuk bekerja bersama untuk memberdayakan organisasi kesehatan dalam memerangi dampak pandemi. Dalam jangka panjang, kami ingi mendukung mereka menuju pengalaman, wawasan, dan perawatan yang lebih baik.