Mengawali Transformasi Digital dengan Hybrid Cloud

 |   Fiki Setiyono, Country Lead Azure Business Group, Microsoft Indonesia

Di tengah Industri 4.0 saat ini, cloud memainkan peranan krusial bagi percepatan transformasi digital. Adanya cloud memungkinkan lahirnya inovasi, terintegrasinya data, bervariasinya insights, semakin fleksibelnya proses kerja, dan masih banyak lagi.

Namun, perpindahan ke cloud kerap kali masih menimbulkan keraguan bagi sebagian organisasi. Beberapa pemikiran yang menyebabkan keraguan ini di antaranya:

  • Infrastruktur on-premises sudah ada/masih baru/masih berfungsi dengan baik. Apabila pindah ke cloud, infrastruktur ini, berikut investasi di baliknya, akan terbuang percuma.
  • Data dan aplikasi di infrastruktur on-premises terlalu banyak. Proses migrasi ke cloud akan memakan waktu lama dan menghambat kegiatan operasional.
  • Ada kebijakan yang mengharuskan data tertentu disimpan dan dikelola di infrastruktur on-premises.

Berangkat dari berbagai keraguan tersebut, lahirlah apa yang disebut sebagai hybrid cloud – sebuah lingkungan komputasi yang menggabungkan infrastruktur on-premises (sering pula disebut sebagai private cloud) dengan public cloud. Lingkungan ini memungkinkan data dan aplikasi beroperasi di kedua infrastruktur tersebut. Selain itu, hybrid cloud juga memungkinkan konfigurasi multi-cloud, di mana organisasi dapat menggunakan lebih dari satu public cloud di samping infrastruktur on-premises mereka.

Keunggulan Hybrid Cloud

Selain pendistribusian beban kerja yang terbagi antara private dengan public cloud, hybrid cloud menghadirkan keunggulan yang sama dengan public cloud pada umumnya.

Namun, secara khusus untuk industri yang bekerja dengan data sensitif seperti perbankan, keuangan, pemerintahan, dan kesehatan, hybrid cloud bisa jadi merupakan jenis cloud yang paling tepat untuk mereka. Sebab, di industri seperti ini, kadang kala terdapat peraturan khusus yang mengharuskan data tertentu mereka disimpan di infrastruktur on-premises. Dengan menggunakan hybrid, organisasi memiliki fleksibilitas untuk menyimpan sebagian data mereka di on-premises dan sebagian lainnya di public, sehingga dapat terus memperoleh manfaat cloud sambil tetap memenuhi aturan industri yang berlaku.

Hybrid Cloud Microsoft, Ditenagai oleh Azure Stack HCI dan Azure Arc

Microsoft sendiri mengawali bisnis dari layanan on-premises. Karena itu, Microsoft sangat memahami kebutuhan organisasi yang masih ingin menggunakan layanan on-premises, tetapi dengan keunggulan cloud. Itulah mengapa Microsoft membuat Azure Stack HCI yang membawa berbagai keunggulan public cloud Microsoft Azure ke infrastruktur on-premises.

Berbagai manfaat hybrid cloud Microsoft antara lain:

  • Kontinum lengkap – mulai dari on-premises, multi-cloud, edge, hingga disconnected scenarios
  • Investasi optimal – membawa layanan cloud ke infrastruktur manapun
  • Pengelolaan terintegrasi – Memiliki satu control plane, yaitu Azure Arc, untuk mengelola dan mengamankan segala sumber daya, baik yang ada di on-premises maupun multiple clouds
  • Mendukung berbagai skenario tata kelola teknologi – seperti kedaulatan data, regulasi, dan operasional di lingkungan yang kompleks
  • Memiliki ekosistem di berbagai macam perangkat keras – mulai dari Hardware OEM, System Integrators, dan ISV untuk mendukung kebutuhan serta lokasi yang berbeda

Microsoft juga selalu transparan dengan kebijakan, praktik operasional, dan teknologi yang membantu menjamin keamanan, kepatuhan, serta privasi data pengguna di seluruh layanan Microsoft. Salah satunya dengan memastikan pengguna memegang kendali atas data mereka, ketika data mereka disimpan di public cloud Microsoft.

Memberdayakan Pelanggan dengan Hybrid Cloud Microsoft

Sesuai dengan misi Microsoft untuk memberdayakan setiap individu dan setiap organisasi di planet ini untuk mencapai lebih banyak hal, Microsoft telah mendukung ribuan pelanggan untuk memaksimalkan hybrid cloud dengan beragam skenario.

Bank terbesar di Kanada, yaitu Royal Bank of Canada (RBC) misalnya, menggunakan Azure Arc-enabled data services untuk memanfaatkan layanan data cloud-native Microsoft Azure ke on-premise datacenter mereka. Solusi ini memungkinakan RBC untuk mendapatkan layanan managed database yang selalu up-to-date untuk memodernisasi data estate mereka yang besar.

Contoh lainnya yaitu MAPFRE, sebuah perusahaan asuransi global yang memiliki presence di lima benua. MAPFRE memilih Azure Arc untuk mengamankan dan mengelola ribuan server Windows dan Linux mereka yang tersebar di datacenters di berbagai belahan dunia.

Mulai Transformasi Sekarang

Dari kisah-kisah ini dan setelah memahami konsep hybrid cloud, sejumlah pertanyaan yang selanjutnya sering muncul di benak organisasi:

  • Bagaimana caranya agar infrastruktur on-premises terintegrasi dengan cloud?
  • Bagaimana caranya memodernisasi infrastruktur on-premises dan memungkinkan hybrid cloud?

Melakukan transformasi cloud memang membutuhkan perencanaan yang matang. Tidak ada organisasi yang menjalani pengalaman transformasi yang sama karena transformasi digital merupakan proses yang personal.

Oleh sebab itu, penting diingat untuk mulai transformasi secara bertahap. Dengan pendekatan hybrid cloud Microsoft yang memberikan kesempatan untuk berinovasi di mana saja, baik di Azure public cloud maupun di infrastruktur on-premise, tahapan transformasi di era digital saat ini dapat dimulai kapanpun, berdasarkan kesiapan Anda.

Selengkapnya, silakan kunjungi tautan berikut.

#BerdayakanIndonesia #BerdayakanEkonomiDigitalIndonesia

###