Volta Indonesia dan MCAS Group Pimpin Akselerasi Kendaraan Listrik bersama Microsoft dengan Generative AI

 |   Indonesia News Center

Two people changing the battery of their electric motorcycle

Read the English version here.

Transisi dari energi berbasis fosil menuju energi berkelanjutan semakin marak disuarakan pada era serba hijau sekarang ini. Indonesia sendiri telah mencanangkan strategi emisi net-zero 2060, dengan kesiapan memasuki era kendaraan listrik sebagai salah satu langkah turunannya. Diberdayakan dengan tenaga listrik, kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi karbon dioksida yang menjadi salah satu penyebab pencemaran udara. Data menunjukkan, jika 90% masyarakat beralih ke motor listrik bertenaga baterai pada tahun 2030, maka emisi karbon dapat berkurang sebesar 11 miliar ton hingga 2050. Itulah sebabnya, Pemerintah Indonesia telah menargetkan penggunaan 2 juta motor listrik pada tahun 2025 mendatang. 

“Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penggunaan motor tertinggi di Asia Tenggara. Statistik menunjukkan bahwa sekitar 85% rumah tangga di Indonesia setidaknya memiliki satu sepeda motor. Sayangnya, baru sedikit motor yang merupakan motor listrik. Situasi ini lah yang mendorong Volta, member PT M Cash Integrasi Tbk (IDX: MCAS), sekaligus anak usaha PT NFC Indonesia Tbk (IDX: NFCX), untuk berpartisipasi meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat Indonesia melalui kendaraan ramah lingkungan,” ujar Iwan Suryaputra, CEO Volta Indonesia. 

Sebagai produsen motor listrik asli Semarang yang merupakan anggota Microsoft Entrepreneurship for Positive Impacts, Volta terus berupaya meningkatkan pengalaman berkendara menggunakan motor listrik secara mudah dan menyenangkan. Hal ini salah satunya Volta lakukan dengan menghadirkan VoltaChat, sebuah chatbot yang dapat membantu pengguna ataupun calon pengguna Volta untuk mempelajari berbagai macam produk Volta secara interaktif, menemukan rekomendasi produk Volta yang paling cocok bagi mereka dengan membandingkan spesifikasi dan harga, mencari stasiun penukaran baterai dan pengisian daya yang paling dekat dengan posisi pengendara, dan masih banyak lagi. 

Didukung oleh Azure OpenAI Service, chatbot yang dapat diakses di https://voltaindonesia.com/chat ini memungkinkan penggunanya untuk menggunakan bahasa sehari-hari dalam bertanya ataupun meminta rekomendasi. Hal tersebut dapat menghemat waktu dan meningkatkan kemudahan pengguna saat berkenalan dengan Volta dan memperdalam pengetahuan mengenai Volta. 

Suryandy Jahja, Managing Director PT M Cash Integrasi Tbk mengatakan, “Selain untuk eksternal, penggunaan Azure Open AI Service juga membantu meningkatkan produktivitas tim internal Volta. Melalui data interaksi yang kami pelajari, proses, dan lindungi secara aman di ekosistem cloud Azure milik Volta, kami  jadi dapat mengenali audience external kami dengan lebih baik. Misalnya, hal-hal apa saja yang ternyata paling ingin mereka ketahui tentang Volta, lokasi pengisian daya mana yang paling banyak dicari, dan masih banyak lagi. Dengan demikian, kami berharap dapat terus mengembangkan bisnis kami dengan lebih baik lagi, dan mendukung pengendara agar bisa berkendara lebih jauh dan cepat bersama Volta.” 

Saat ini, Volta yang tingkat kandungan dalam negeri (TKDN)-nya telah mencapai lebih dari 40 persen, menawarkan dua jenis kendaraan listrik, yaitu roda 2 dan roda 3, dengan model 401, Virgo, dan Mandala sebagai produk unggulannya. Adapun motor-motor listrik Volta dilengkapi dengan fitur modern seperti LED digital speedometer, tombol percepatan, dan tombol parkir untuk menambah kenyamanan saat berkendara, serta slot baterai LifePO4 yang dapat di-upgrade sampai dengan 180 km. Tidak hanya itu, setiap kendaraan Volta juga dilengkapi dengan sistem Internet of Things (IoT) yang terintegrasi dengan aplikasi. Ini memungkinkan pengendara mengelola kendaraan mereka serta melakukan monitoring baterai secara real-time, sehingga pengalaman berkendara menjadi lebih berkualitas. 

Memanfaatkan kemajuan teknologi Generative AI, berikutnya kami berencana untuk mengintegrasikan kemampuan Azure OpenAI Service ke dalam sistem IoT kami. Melalui integrasi ini, berbagai elemen kendaraan seperti status kilometer dan sisa baterai akan dapat dianalisis secara lebih cepat, untuk memberikan insights yang lebih tepat dan akurat kepada pengendara. Harapannya, hal ini akan memberikan pengalaman berkendara motor listrik yang semakin mudah dan menyenangkan,” lanjut Jahja. 

Usaha Volta dalam meningkatkan penetrasi kendaraan listrik di Indonesia tidak pernah lepas dari kolaborasi dengan pelaku industri lainnya, seperti PLN. Melalui kolaborasi Volta dengan PLN, 300 stasiun Sistem Ganti Baterai (SGB) Volta yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera, selalu siap mengisi daya baterai Volta pengendara. Tidak hanya SGB, Volta juga menghadirkan opsi pengisian daya baterai lithium di stasiun pengisian daya Volta yang sudah fast-charging kepada pengendara, sehingga dapat mengurangi rasa khawatir akan kehabisan baterai saat berkendara. 

Di luar teknologi, kebanggaan besar dirasakan oleh Volta Indonesia ketika melihat peningkatan produktivitas dan kesejahteraan komunitas pengemudi ojek online yang signifikan melalui salah satu program mereka, yakni Semolis. Semolis atau Sewa Motor Listrik memungkinkan pengemudi ojek online untuk bisa menyewa motor listrik secara harian, dan memiliki motor tersebut setelah melewati batas sewa tertentu. Ini memberikan kesempatan bagi pengemudi ojek online untuk lebih berdaya tanpa khawatir kekurangan biaya, sekaligus berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon di Indonesia. Para pengemudi ojek online juga menyatakan mampu menghemat hingga 60% pengeluaran harian karena tak lagi perlu berurusan dengan harga bahan bakar minyak yang tinggi dan biaya servis kendaraan. 

Fiki Setiyono, Azure Business Group Lead Microsoft Indonesia mengatakan, “Sejalan dengan komitmen Microsoft untuk menjadi carbon negative pada tahun 2030, kami menyambut baik komitmen Volta untuk mendorong 100% kendaraan hijau di Indonesia. Kami percaya, inovasi Volta mampu memberikan tidak hanya dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia. Mari, kita terus berkolaborasi untuk mencapai Indonesia yang bersih dan berkelanjutan.” 

Sebagai sebuah bisnis, Microsoft sendiri telah mengalami penurunan emisi sebesar 0,5% pada tahun 2022. Angka tersebut merupakan hasil dari pengurangan emisi pada kegiatan operasional langsung Microsoft, terutama Cakupan 1 dan 2, yakni sebesar 22,7%. Adapun Cakupan 1 dan 2 di Microsoft terhitung kurang dari 4% dari total emisi, sedangkan emisi tidak langsung, atau Cakupan 3, terhitung lebih dari 96%. Emisi cakupan 3 dilaporkan meningkat sedikit pada tahun 2022, yaitu sebesar 0,5%, walaupun ada peningkatan 25% dalam pembelian barang dan jasa karena pertumbuhan bisnis. Hasil positif yang diraih oleh Microsoft di tahun 2022 merupakan hasil dari peningkatan operasional perusahaan, pengukuran berbasis telemetri perangkat secara real-time, investasi energi terbarukan, pembelian bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF), serta pengadaan sertifikat energi terbantukan (REC) yang tidak dibundel. 

###