Tren Teknologi Dorong Pendidik Inovatif Untuk Membuat Perubahan Digital di Ruang Kelas

 |   vishnum

Program Hack The Classroom Indonesia dari Microsoft Indonesia persiapkan para guru untuk manfaatkan teknologi demi memacu kreativitas dan wawasan siswa masa depan.

25 November adalah perayaan Hari Guru Nasional yang selayaknya digunakan untuk merenungi bagaimana guru yang terlatih dan berkualitas menjadi pendukung utama pemenuhan hak pendidikan bagi setiap siswa.  Terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi yang membuat berbagai cara pengajaran dan pembelajaran pun harus juga menjadi lebih inovatif untuk dapat lebih dapat melibatkan dan meningkatkan ketertarikan siswa akan subyek pembelajaran.

Mulai dari kecerdasan buatan (artificial intelligence – AI) hingga pengalaman belajar yang mendalam, seluruhnya berdampak pada Dunia pendidikan. Apa artinya hal ini bagi para pendidik?

Menurut Microsoft, berikut adalah empat tren teknologi yang akan mendorong perubahan dan membentuk pendidikan masa depan:

  1. AI akan menjadi asisten yang tidak terpisahkan bagi para pendidik

Dengan kemampuan “kognitif” AI untuk mempelajari dan memecahkan masalah, AI bisa membantu para pendidik untuk melakukan model pengajaran dan pembelajaran yang berfokus pada siswa dan berfokus pada proyek pembelajaran. AI membantu pengumpulan dan pemrosesan data untuk menentukan rekomendasi metode pengajaran yang paling tepat untuk siswa. Misalnya saja, siswa dengan latar belakang bahasa yang berbeda bisa menggunakan inovasi Presentation Translator, fitur dari PowerPoint, yang bisa menerjemahkan apa yang dipresentasikan pendidik secara real-time. Meski demikian, pendidik harus fokus menggunakan AI pada hal-hal yang penting, tanpa mengabaikan kekuatan manusia seperti empati, imajinasi serta semangat, agar pendidikan pun tidak kehilangan nilai yang paling berharga, yaitu sentuhan manusia.

  1. Analisis pembelajaran akan mendorong personalisasi metode pembelajaran

Analisis pembelajaran dapat digunakan untuk memberikan informasi untuk praktisi dan institusi pendidikan untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran mereka berdasarkan data dan wawasan yang ada. Misalnya, bila data mengindikasikan kelemahan seorang siswa adalah pada mata pelajaran tertentu, maka pendidik bisa memformulasikan rencana pengajaran secara lebih efektif. Dengan informasi yang bisa didapatkan dengan cepat dan mudah, khususnya data yang tidak bisa diidentifikasi hanya dari pengalaman semata, proses membentuk sistem pendidikan akan bergerak ke arah dimana analisis pembelajaran akan berpengaruh besar.

  1. Pembelajaran mendalam (immersive learning) akan mendapatkan momentum lebih

Kehadiran virtual reality (realitas virtual– VR) dan augmented reality (realitas tertambah – AR) pun telah merambah ke dunia pendidikan. Tahun lalu, Microsoft menawarkan mixed reality (MR) headsets baru dengan inovasi pengurangan jumlah sensor yang diperlukan untuk menciptakan sebuah pembelajaran mendalam. Sekolah juga dapat mengeksplor kemungkinan-kemungkinan dalam pembelajaran mendalam dengan lab virtual dan kunjungan sekolah yang interaktif, yang memberikan simulasi eksplorasi yang realistis, namun sekaligus juga menstimulasi imajinasi untuk keterlibatan siswa yang lebih dalam. Manfaat dari pembelajaran mendalam tidak hanya dirasakan oleh siswa. simSchool, sebuah perangkat pelatihan guru berbasis simulasi telah mendukung para pendidik selama lebih dari 10 tahun. Melalui skenario ruang kelas virtual, yang dilengkapi dengan profil dan tugas siswa yang unik, pendidik dapat mempelajari kompetensi, misalnya manajemen ruang kelas, yang tidak bisa diajarkan dengan metode pengajaran konvensional.

  1. STEAM akan terus menghasilkan inovasi baru

STEAM – Science (Sains), Technology (Teknologi), Engineering (Teknik), Arts (Seni), dan Math (Matematika) – akan terus bertumbuh. Pendidikan STEAM dibutuhkan tidak hanya semata-mata untuk masa depan siswa, namun juga untuk masa depan negara. Seni (Arts) ditambahkan dalam kerangka STEM sebelumnya untuk mendorong inovasi sesungguhnya, dengan menggabungkan antara pemikiran ahli sains atau teknologi dengan kemampuan seniman atau desainer. Perbedaan antara STEM dan STEAM adalah bila STEM secara jelas fokus pada konsep ilmiah, sedangkan STEAM tidak hanya mengedepankan konsep ilmiah, namun mendasarkan konsep ilmiahnya melalui metode pembelajaran yang berbasis pertanyaan dan permasalahan. STEAM akan membantu siswa untuk memecahkan permasalahan masa depan dengan kreativitas dan empati yang didapatkan dari pendidikan yang praktis dan relevan.

Hack The Classroom Indonesia Dorong Guru Lebih Kreatif Dengan Menggunakan Teknologi

Menyadari pentingnya para pendidik untuk dapat mengimbangi perkembangan teknologi, Microsoft Indonesia menyelenggarakan program Hack The Classroom Indonesia yang bertujuan menginspirasi guru-guru di Indonesia agar mampu mentransformasi pembelajarannya dengan pendidikan STEAM. Program ini diinisiasi oleh Microsoft Innovative Educator Experts dari Indonesia, para pendidik yang telah tergabung dengan Microsoft Educator Community dan berhasil menyelesaikan kursus pengembangan professional secara online, menyumbangkan rencana pelajaran dan terhubung dengan para pendidik lainnya di seluruh dunia.

Para pendidik ini menginspirasi dengan pendekatan yang berpusat pada siswa dan mampu membuat perbedaan nyata dalam kehidupan para siswa. Mereka terus mencari cara yang baru dan inovatif untuk menggabungkan pembelajaran abad ke-21 ke dalam kelas mereka dan membantu siswa membangun keterampilan yang dapat digunakan di masa depan, yang akan memungkinkan mereka untuk berhasil di sekolah, kehidupan, dan karir, diantaranya melalui program Hack The Classroom Indonesia, yang dikemas dalam pelatihan online live secara virtual dengan menggunakan aplikasi Skype.

MIEE Magelang, Solehudin mengatakan, “Melalui Hack The Classroom Indonesia, para guru akan bisa mendapatkan update seputar tren perkembangan terbaru di dunia secara umum dan dunia pendidikan secara khusus. Para guru diharapkan bisa lebih memahami fenomena perubahan di dunia, dampaknya pada dunia pendidikan serta bagaimana menyikapinya. Para guru juga diharapkan bisa memanfaatkan teknologi di kelas untuk mendorong kreativitas dan keingintahuan para siswa ke arah yang lebih positif.”

Program Hack the Classroom dilaksanakan serentak pada 8 November 2018 di beberapa kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, Jombang, Magelang, Sidoarjo dan Padang. Kegiatan ini melibatkan 15 sekolah dan total peserta sekitar 700 guru dari jenjang SD, SMP, SMA serta SMK.

Microsoft yakin para pendidik di Indonesia akan terus melakukan hal-hal luar biasa bagi para siswa dengan menggunakan kekuatan teknologi, dan Microsoft berharap dapat bermitra dengan lebih banyak pendidik sepanjang tahun mendatang untuk membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Selamat Hari Guru Nasional!